Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeberkan dampak pengganda (multiplier effect) dari hilirisasi bauksit menjadi aluminium. Anggota holding industri pertambangan BUMN, MIND ID ini tengah menggelar ekspansi untuk mendorong hilirisasi di dalam negeri.
Head of Business Development and Strategy Inalum, Al Jufri, mengungkapkan hilirisasi bauksit menjadi aluminium memberikan nilai tambah (value added) yang cukup signifikan.
Dia memberikan gambaran, harga jual komoditas bauksit sebagai bahan baku hanya berkisar di level US$ 40 per ton.
Setelah diolah menjadi alumina atau produk antara, nilai jualnya bisa melonjak 10 kali lipat menjadi sekitar US$ 400 per ton. Value added bertambah signifikan setelah alumina diolah menjadi aluminium. Saat ini, harga aluminium di pasar global berada pada level US$ 2.900 - US$ 3.000 per ton.
Baca Juga: Dukung Pemulihan Pascabencana, PLN Salurkan Batuan ke Warga Terdampak di Aceh Tamiang
Dengan nilai tambah tersebut, Al Jufri mengungkapkan bahwa hilirisasi bauksit - industri aluminium turut menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan keberadaan PT Borneo Alumina Indonesia yang mengerek naik pertumbuhan ekonomi di Mempawah, Kalimantan Barat.
Sebelumnya, Mempawah merupakan salah satu kabupaten dengan Gross Domestic Product (GDP) terendah di Kalimantan Barat. Al Jufri bilang, proyek pembangunan - pengoperasian PT Borneo Alumina Indonesia telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mempawah menjadi salah satu yang tertinggi di Kalimantan Barat.
"Kami hitung pada 2024, pertumbuhan ekonomi tertinggi itu ternyata ada di Mempawah. Salah satu yang men-drive ada Borneo Alumina Indonesia. Dia juga menyerap tenaga kerja ribuan orang, ada kontraktor, sub kontraktor. Daerahnya juga hidup, dari kost sampai restoran. Kalau sudah beroperasi maksimal, lebih banyak lagi, ada pajak dan kontribusi ke pusat dan daerah," terang Al Jufri pada Selasa (16/12/2025) malam.
Sebagai informasi, PT Borneo Alumina Indonesia merupakan perusahaan patungan Inalum dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam. PT Borneo Alumina Indonesia menggarap fasilitas Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).
Fasilitas SGAR Fase I memiliki kapasitas 1 juta ton alumina, dengan jadwal operasi komersial atau Commercial Operation Date (COD) pada akhir tahun 2025. Tak berhenti di SGAR Fase I, Inalum dan Antam segera menggarap proyek SGAR Fase II.
Baca Juga: Danareksa Mantapkan Transformasi Lewat Transparansi
Sebelumnya, Manajemen Inalum mengungkapkan bahwa pembangunan fasilitas SGAR Fase II dijadwalkan mulai berlangsung tahun depan untuk bisa mengejar target COD pada akhir 2028 atau awal tahun 2029. Sementara itu, Al Jufri menegaskan bahwa proyek hilirisasi bauksit menjadi aluminium berperan krusial untuk memangkas ketergantungan terhadap impor.
Al Jufri mengungkapkan, pada tahun 2024, produsen aluminium di dalam negeri baru mampu mencukupi sekitar 46% dari total kebutuhan aluminium di pasar domestik. Artinya, 54% kebutuhan aluminium Indonesia masih dipenuhi secara impor.
"Jadi kalau masih impor, proses (value added) dari US$ 400 ke US$ 2.900 per ton itu terjadi di luar. Kalau contoh tadi, Borneo Alumina itu bisa menjadi menumbuhkan ekonomi Mempawah, harusnya kalau impor tadi dikurangi, itu bisa kejadian di daerah lain. Jadi ini yang kita bersama harapkan dari hilirisasi," ungkap Al Jufri.
Sementara itu, Head of Grup Strategic Support Inalum Daniel Jimmy P. Hutauruk mengungkapkan bahwa saat ini Inalum sedang menyambut hari jadi yang ke-50. Momentum tersebut akan berlangsung pada 6 Januari 2026.
Di samping komitmen untuk memperkuat industri aluminium nasional, pada peringatakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 ini, Inalum akan ikut berkontribusi dalam menggulirkan bantuan pasca bencana yang melanda Sumatra.
"Momentum HUT Inalum ke-50 dimaknai sebagai ajakan untuk terlibat aktif dalam aksi kemanusiaan, membantu meringankan beban masyarakat terdampak bencana di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh," kata Daniel.
Baca Juga: Mora Telematika (MORA) dan MyRepublic Resmi Umumkan Merger
Corporate Secretary Inalum, Mahyaruddin Ende menyampaikan bahwa menjelang usia setengah abad, Inalum menyiapkan program Aksi Peduli. Program tersebut mencakup pemeriksaan kesehatan gratis, pasar murah di 12 titik lokasi, hingga pemulihan Infrastruktur di kawasan bencana.
Inalum menyiapkan sejumlah program Tanggap Bencana dalam periode Desember 2025 hingga akhir Januari 2026. Program tersebut tersebar di kawasan operasional perusahaan (Toba dan Batubara) serta kawasan bencana di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh.
"Kami berharap bantuan yang akan disampaikan ini bisa bermakna dan memudahkan dalam pemulihan," tandas Mahyaruddin.
Selanjutnya: Beragam Upaya Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) Mendongkrak Kinerja di Tahun Depan
Menarik Dibaca: Rekomendasi HP Harga Rp 1 Jutaan Bawa RAM 8GB yang Luas, Intip Informasinya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













