kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indef: Harga Batubara Jadi Penentu Kelayakan Proyek Gasifikasi Batubara


Kamis, 07 April 2022 / 19:41 WIB
Indef: Harga Batubara Jadi Penentu Kelayakan Proyek Gasifikasi Batubara
ILUSTRASI. Pemerintah kian getol mendorong peningkatan nilai tambah batubara melalui gasifikasi batubara.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kian getol mendorong peningkatan nilai tambah batubara melalui gasifikasi batubara.

Direktur Indef Tauhid Ahmad menilai, sejumlah poin penting yang patut jadi perhatian pemerintah dan pelaku usaha dalam pelaksanaan gasifikasi batubara. Dalam kajian yang dilakukan Indef, kelayakan gasifikasi batubara bergantung pada level harga keekonomian batubara dan produk DME.

"Ditemukan bahwa harga keekonomian batubara sebesar US$ 25 per ton dan DME sebesar US$ 0,6 per kg menjadi penentu gasifikasi batubara dapat dilaksanakan di Indonesia," ungkap Ahmad dalam Diskusi Publik Keekonomian Gasifikasi Batubara Indef, Kamis (7/4).  

Ahmad melanjutkan, jika harga batubara melampau besaran US$ 25 per ton maka proyek gasifikasi dapat dikategorikan problematik atau tidak layak.  Menurutnya, jika merujuk pada kondisi saat ini saja harga batubara mengalami lonjakan yang signifikan.

Baca Juga: 11 Perusahaan Laksanakan Hilirisasi Batubara Hingga 2029

Kenaikan harga batubara dinilai berpotensi tidak merangsang perkembangan proyek gasifikasi.

Ahmad menyebut, sejumlah insentif memang diperlukan demi mendorong proyek gasifikasi. "Memang inisiatif-inisiatif untuk pengembangan gasifikasi batubara sebenarnya sudah ada perkembangan dari sisi regulasi, namun memang implementasi yang kami kira masih perlu penegasan," kata Ahmad.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan segera demi memastikan pelaksanaan proyek ke depannya.

Sejumlah pihak termasuk pelaku usaha masih menanti hadirnya peraturan turunan untuk kepastian insentif.

Kata Ahmad, proyek gasifikasi juga masih menyisakan pekerjaan rumah berupa emisi yang dihasilkan mencapai 3.689 juta ton CO2e per tahun.

"(Dibutuhkan) dukungan negara sebesar Rp 1,84 triliun untuk membantu kelayakan gasifikasi batubara di Indonesia yang lebih ramah lingkungan," kata Ahmad.

Baca Juga: APBI Usulkan Sejumlah Insentif untuk Dorong Hilirisasi Batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×