kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indef: Kenaikan Harga Energi Berpotensi Memberi Tekanan Ganda pada Masyarakat


Rabu, 13 April 2022 / 19:00 WIB
Indef: Kenaikan Harga Energi Berpotensi Memberi Tekanan Ganda pada Masyarakat
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak. KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah disarankan tidak gegabah dalam mengambil kebijakan terkait penyesuaian tarif pada sektor energi.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengungkapkan, masyarakat berpotensi mengalami tekanan ganda jika pemerintah menyesuaikan tarif energi baik BBM, LPG maupun listrik.

"Masyarkat nanti juga akan hadapi potensi kenaikan atau inflasi dari komoditas hasil industri juga karena mereka kan biaya produksi dan distribusinya dinaikan sehingga masyarakat hadapi beragam beban ganda," ungkap Abra kepada Kontan, Rabu (13/4).

Abra menambahkan, rencana penyesuaian tarif sektor energi ini semakin dirasa kurang tepat karena masyarakat pun baru saja merasakan dampak kenaikan harga BBM nonsubsidi beberapa waktu terakhir. Selain itu, momen bulan Ramadan dan Idul Fitri saat ini pun juga berpotensi meningkatkan permintaan energi dari masyarakat.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Sesuaikan Harga BBM, LPG dan listrik

Abra mengungkapkan, langkah penyesuaian tarif energi pun sejatinya tidak menjawab akar permasalahan yang ada. Ia mencontohkan, untuk BBM subsidi misalnya, pemerintah harusnya memastikan penyaluran subsidi menjadi lebih tepat sasaran ketimbang menaikan harga BBM.

Selain itu, menurutnya pemerintah perlu mengoptimalkan APBN yang ada untuk memberi subsidi dan kompensasi pada momen saat ini. "Pemerintah harus bisa beri sinyal bahwa pemerintah melalui instrumen APBN melindungi masyarakat dengan cara mengerahkan segala macam sumber daya di APBN untuk kembali berkorban," kata Abra.

Menurutnya, pemerintah dapat kembali melakukan refocusing anggaran untuk tahun ini. Selain itu, pemerintah juga dinilai telah memperoleh windfall profit dari kenaikan harga sejumlah sektor seperti perkebunan, sawit hingga pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×