Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Indoferro akan berupaya menggenjot produksi nickel pig iron (NPI) pada tahun 2015 ini menjadi sekitar 160.000 ton. Volume tersebut lebih tinggi sekitar 15% dibandingkan dengan realiasasi produksi pada 2014 lalu sebesar 140.000 ton.
Radius Suhendra, Direktur Utama Indoferro mengatakan, perusahaannya menargetkan produksi miningkat pada 10% hingga 15% pada tahun ini. "Pada 2014 lalu, kami memproduksi nikel murni sebesar 7.000 ton atau setara 140.000 logam NPI," kata dia ke KONTAN, Selasa (13/1) pekan lalu.
Pertumbuhan permintaan NPI di pasar ekspor masih cukup tinggi mengingat terhentinya suplai bijih nikel dari sejak awal 2014 silam. Bahkan, di tengah merosotnya harga logam seperti besi dan baja, harga nikel di sepanjang tahun lalu terbilang stabil karena keterbatasan pasokan bijih nikel.
Radius bilang, harga rata-rata logam nikel murni pada tahun lalu mencapai sekitar US$ 15.000 per ton, atau setara US$ 750 per ton untuk logam NPI berkadar Ni 5%. "Kami berharap tahun ini harga nikel mengalami kenaikan, sehingga harga NPI juga bisa ikut naik," kata dia.
Asal tahu saja, Indoferro merupakan perusahaan pertama di Tanah Air yang mengoperasikan smelter dengan produk akhir NPI. Pabrik nikel batangan yang mengandung paduan unsur mineral logam lain seperti besi, krom, dan mangan tersebut mulai beroperasi pada 2012 silam dengan kapasitas 250.000 ton per tahun.
Indoferro merupakan anak usaha Growth Steel Group. Perusahaan ini mengoperasikan smelter NPI di kawasan Industri Cilegon, Banten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News