kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Indomaret ancang-ancang naikkan harga 5%


Selasa, 22 September 2015 / 20:46 WIB
Indomaret ancang-ancang naikkan harga 5%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Indomarco Prismatama pemilik ritel Indomaret memantau kondisi pelemahan kurs rupiah yang kini menembus Rp 14.500 per dollar AS. Pasalnya, jika rupiah terus tak berdaya terhadap mata uang Paman Sam, ini akan berdampak pada kenaikan barang di pasar modern.

Wiwiek Yusuf, Direktur Pemasaran Indomarco Prismatama mengatakan, para pemasok Indomaret belum menaikan harga karena mereka masih memiliki stok barang yang dibeli sebelum rupiah menembus 14.000. Namun, perlahan-lahan stok barang akan habis yang kemudian mewajibkan supplierkembali menyetok barang.

Para pemasok ini menyetok barang untuk jangka waktu tiga bulan-enam bulan. Nah, jika rupiah masih melemah untuk enam bulan mendatang, pemasok yang memiliki komponen bahan baku impor akan membeli barang dengan harga yang mahal karena mereka harus menanggung selisih kurs. Akibatnya, harga jual pada peritel seperti Indomaret, harus naik.

"Rata-rata supplier menaikan harga barang sekitar 5% kepada retailer," kata Wiwiek kepada KONTAN, Selasa (22/9). Ujungnya, para peritel pun bakal ikut mengerek harga barang kepada konsumen dengan rasio yang sama.

Tapi Wiwiek menambahkan, Indomaret akan berhati-hati dalam menaikan harga karena itu menyangkut daya beli konsumen yang berpotensi menurun.

Wiwiek berharap, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak tembus hingga level Rp 15.000 per dollar AS karena itu akan berdampak pada pelemahan bisnis dari pemasok, peritel, hingga konsumen. Indomaret sebagai perusahaan mengantisipasi pelemahan ini dengan cara efisiensi, seperti hemat listrik dan air. "Namun, kami tidak memangkas jam kerja atau tenaga kerja," tambahnya.

Alasannya, peritel modern seperti Indomaret memiliki pasar kelas bawah dan menengah yang memiliki populasi lebih besar meskipun pendapatan kecil, sehingga Indomaret membuka jam operasional dari pagi hingga malam. "Pada kuartal I-2015 memang terjadi penurunan daya beli, namun memasuki kuartal II dan III, akan kenaikan daya beli meski lambat," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×