Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di industri perkayuan, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membidik pertumbuhan kinerja di kisaran 10% yoy sepanjang tahun ini. Ada sejumlah katalis positif yang akan menopang kinerja IFII, salah satunya pasar ekspor yang akan diperluas.
Direktur IFII, Ang Andri Pribadi menjelaskan prospek bisnis di tahun ini masih ada peluang dengan melihat kondisi ekspor produk Medium Density Fibreboard (MDF) dari negara lain.
Andri memaparkan, kompetitor IFII di Malaysia, Thailand dan Vietnam saat ini mengalami kesulitan untuk penyediaan bahan baku kayu sebagai bahan baku utama produk MDF yang bisa mengakibatkan naiknya harga penjualan MDF dari masing-masing negara tersebut.
Baca Juga: Ini faktor yang mendorong laba bersih SMGR naik 16% meski pendapatannya turun
Menurutnya, hal ini bisa menjadi suatu keunggulan yang kompetitif bagi IFII di mana Indonesia masih memiliki banyak sumber bahan baku kayu dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga harga jual produk dapat lebih bersaing dengan pabrik lain di negara kompetitor.
"Di tengah kondisi pandemi, peluang pasar ekspor yang masih terbuka yaitu di Timur Tengah. Selain itu, seiring dengan mulai pulihnya kondisi ekonomi di Jepang, permintaan MDF dari sana sudah mulai berangsung pulih sejak akhir tahun 2020," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/3).
Selain ke tujuan pasar ekspor tersebut, Andri mengatakan IFII juga akan membidik negara tujuan ekspor baru yakni ke China.
Seiring dengan prospek pasar tersebut, IFII tengah merumuskan sejumlah agenda bisnis yang akan dilaksanakan di sepanjang tahun ini. Pertama, penjajakan untuk pengembangan lini produksi kayu MDF. Kedua, fokus pada pangsa pasar dengan melakukan komparasi dengan kompetitor. Terakhir, evaluasi perubahan kondisi pasar dan mencari model bisnis yang paling menguntungkan bagi IFII.
Baca Juga: Pendapatan Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) merosot 4,91% pada 2020
Lewat peluang dan agenda tersebut, IFII menargetkan pertumbuhan moderat sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan pertimbangan keadaan global saat ini yang sudah mulai membaik. "Penjualan diperkirakan tumbuh positif dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 10% dari tahun 2020," kata Andri.
Kendati ada peluang terbuka lebar, Andri tidak menampik bahwa sektor bisnis perkayuan harus menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga konsistensi ketersediaan bahan baku kayu pada log yard di pabrik.
Andri bilang faktor terbesar yang menjadi permasalahan saat ini adalah cuaca musim hujan yang ekstrem yang dapat menghambat jalur logistik kebutuhan bahan baku kayu.
Selanjutnya: Tahun fiskal 2020, HEXA targetkan pendapatan sebesar US$ 256,6 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News