Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah Indonesia gelar kerja sama jual beli minyak mentah dengan pemerintah Irak. Kerja sama ini akan memberikan jaminan pasokan minyak mentah untuk kebutuhan kilang baru yang akan dibangun Indonesia
Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Herawati Legowo mengatakan, pemerintah sudah melakukan negosiasi dengan Irak, terkait rencana impor minyak mentah untuk kilang baru.
"Impor minyak mentah dari Irak itu untuk kilang baru, termasuk kilang yang ada di Sumatera yang sedang dibangun," terang Evita di Jakarta, Kamis (27/6).
Seperti diketahui, pemerintah berencana membangun kilang sendiri. Pemerintah menyiapkan dana Rp 90 triliun untuk investasi pembangunan kilang. Volume kapasitas kilang yang akan dibangun oleh pemerintah mencapai 300.000 barel per hari (BPH).
Evita menuturkan, pembangunan kilang membutuhkan dua hal, dana dan kesinambungan pasokan minyak mentah ke kilang. "Untuk kilang di Sumatera membutuhkan sekitar empat hingga lima tahun lagi," terang Evita.
Selain untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah pada kilang baru, impor minyak dari Irak juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kilang milik Pertamina. "Kemungkinan kilang Cilacap, tetapi kami lihat dulu, apakah kilang itu sudah memiliki long contract. Paling cepat akan impor dari Irak semester I 2013," jelas Evita.
Sayangnya, Evita tidak memberitahukan berapa besar jumlah impor minyak mentah dari Irak. Evita hanya bilang, Irak berkomitmen memenuhi kebutuhan pasokan minyak mentah Indonesia dalam jumlah berapapun.
Sekadar gambaran, tahun 2017 Indonesia butuh tiga kilang baru. Satu kilang dibangun pemerintah, dan dua kilang dibangun Pertamina. Jika masing-masing kilang berkapasitas 300.000 BPH, maka dibutuhkan jaminan minyak mentah sebesar 900.000 BPH.
"Irak produksinya 3 juta BPH dan mereka meningkatkan produksinya sampai 10 juta BPH dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan," ungkap Evita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News