Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) akan memperoleh tambahan pasokan gas. Pasokan ini berasal dari Lapangan Gajah Baru milik Premiere Oil dan Blok Koridor milik ConocoPhilips.
Semula, pasokan gas ini ditujukan ke PLTGU Muara Tawar milik PT PLN (Persero). Sebanyak 40 juta kubik per hari disalurkan bagi PLTGU Muara Tawar. Namun, PLN menyatakan sudah tak lagi sanggup menyerap tambahan gas tersebut. “Jadi karena PLN keselek, maka sekarang pasokan gas hasil swap itu kami kasih ke Krakatau Steel yang sedang membutuhkan gas,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini, Senin (25/6).
Menurut Rudi, pembahasan pengalihan pasokan gas dari PLN ke Krakatau Steel sudah berlangsung sejak bukan lalu. Dia mengatakan, semua pihak telah sepakat dan tinggal membahas masalah kontrak pembelian gasnya saja.
Dengan pengalihan ini, Rudi menyatakan, PLN tidak bisa lagi memperoleh gas hasil swap tersebut ketika suatu waktu membutuhkan tambahan pasokan gas. Pasalnya, pasokan gas sudah tidak bisa ditarik kembali.
Untuk harga penjualan ke Krakatau Steel ini, Rudi berharap harganya tetap sama. "Tidak boleh lebih rendah atau lebih tinggi sepeserpun dengan yang ditetapkan bersama PLN waktu itu,” kata Rudi. Catatan saja, harga gas dari Lapangan Gajah Baru hingga ke PLTGU Muara Tawar disepakati sebesar US$ 8,7 – US$ 8,8 per mmbtu dengan masa kontrak sementara 15 bulan hingga Mei 2013.
Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki membenarkan adanya pengalihan pasokan gas hasil swap Lapangan Gajah Baru. Namun, dia menyebutkan batalnya pasokan tersebut justru karena keterbatasan pipa PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). “PGAS tidak bisa merealisasikan pasokan sesuai dengan keinginan PLN untuk di PLTGU Muara Tawar,” katanya.
Menurutnya, pipa PGAS tidak bisa mengikuti pola kerja pembangkit. Kapasitas pipa PGN yaitu 560 juta kaki kubik per hari dalam waktu 6 jam dan di beban puncak bisa memasok hingga 625 juta kaki kubik per hari. “Kami membutuhkan gas total 700 juta kaki kubik per hari untuk beban puncak. Ini yang memberatkan pipa dan meter di Muara Tawar,” jelasnya,
Saat ini, pembangkit di Bekasi tersebut mendapat pasokan gas dari PGAS sebesar 100 juta kaki kubik per hari dan Lapangan Jambi Merang 45 juta kaki kubik per hari. Seperti diketahui, gas dari Lapangan Gajah Baru milik Premiere Oil seharusnya dialirkan ke pambangkit PLN di Batam. Namun karena ketidaksiapan pipa, gas rencananya akan dialirkan ke konsumen Singapura.
Sebagai gantinya, PLN akan mendapat pasokan dari Blok Koridor milik ConocoPhilips ke PLTGU Muara Tawar. Sehingga, gas akan mengalir melalui pipa South Sumatra West Java (SSWJ) milik PGAS. Persetujuan swap Gajah Baru telah diberikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik sejak Oktober tahun lalu.
Pertukaran ini menambah pasokan gas ke PLN sebesar 40 juta kaki kubik per hari atau setara dengan listrik 200 megawatt (MW). Sehingga, PLN bisa menghemat biaya operasi sebesar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun per tahun. Selain itu, juga mengurangi besaran impor bahan bakar minyak (BBM) sebesar 6.000 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News