Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) telah menganggarkan belanja modal di tahun ini untuk belanja bahan baku tembakau. Adapun di tahun ini, produsen tembakau iris ini
Direktur Utama Indonesian Tobacco, Djonny Saksono menjelaskan tahun ini perusahaan telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 25 miliar.
Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) sudah serap 100% dana IPO untuk beli tembakau
"Belanja modal ini mayoritas atau 85% digunakan untuk menambah bahan baku dan sisanya untuk peremajaan mesin yang sudah waktunya diperbaharui," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).
Melansir prospektus perusahaan di Juli 2019, Indonesian Tobacci membeli bahan baku tembakau virginia berdasarkan segmen wilayah yakni 25% Jawa Tengah meliputi Muntilan, Temanggung, Parakan, dan Boyolali. Kemudian, sebanyak 50% Jawa Timur dan Madura. Sisanya 25% di Bali dan Lombok.
Djonny mengungkapkan di tahun ini perusahaan akan membeli satu sampai dua mesin yang harus diganti sehingga perusahaan akan membeli mesin baru. Djonny menyatakan harga mesinnya relatif murah sehingga tidak diperlukan investasi khusus.
Baca Juga: Tak terdampak cukai, Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis tumbuh 20%
Djonny yakin di tahun ini kondisi pasar terbuka lebar untuk ITIC. Buktinya saja, Indonesian Tobacco berani membidik daerah baru di setiap provinsi baik di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Djonny mengakui, pasar di Jawa selama ini baru dijual di Jawa Tengah dan Malang. Itupun penjualannya melalui perorangan dan dalam skala kecil.
Nah, Indonesian Tobacco juga sedang mempersiapkan produk baru yang rencananya di kuartal III 2020 akan masuk ke ritel modern.
Selain itu, ITIC juga merasa didukung peraturan pemerintah menaikkan cukai untuk produk rokok. Djonny menyatakan peraturan ini sangat menguntungkan perusahaan karena ada peluang perokok akan mulai tertarik menggunakan tembakau iris untuk dilinting.
Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) sasar segmen ritel modern
Oleh karenanya, Djonny berani memproyeksikan penjualan dan laba bisa tumbuh 20% year on year (yoy) di sepanjang tahun ini.
Strategi yang akan dilakukan perusahaan adalah mendorong tim pemasaran untuk lebih gesit memperluas pangsa pasar. Tentu selain memperluas pasar, perusahaan harus mempersiapkan persediaan bahan baku agar penetrasi pasar baru bisa berjalan lancar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News