kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indorama andalkan benang pintal


Sabtu, 03 September 2016 / 10:05 WIB
Indorama andalkan benang pintal


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTa. PT Indorama Synthetics Tbk menjagokan benang pintal sebagai kontributor utama pendapatan mereka tahun ini. Makanya, perusahaan ini berupaya habis-habisan memberikan perhatian pada lini bisnis tersebut. Alasan Indorama Synthetics menaruh harapan lebih pada benang pintal karena produk itu menawarkan margin lebih tebal. "Perbedaannya bisa 5%-6% lebih tinggi kalau dari poliester," terang V. S. Baldwa, Presiden Direktur PT Indorama Synthetics Tbk usai paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jumat (2/9).

Asal tahu, Indorama Synthetics membagi lini produk menjadi empat. Selain benang pintal dan poliester, perusahaan berkode saham INDR di Bursa Efek Indonesia itu juga memiliki lini bisnis kain serta produk lain (lihat tabel). Nah, tahun ini manajemen Indorama menargetkan volume ekspor benang pintal sebanyak 70.000 metrik ton (MT)-75.000 MT. Target tersebut lebih gemuk ketimbang realisasi volume ekspor benang pintal tahun lalu sebanyak 67.000 MT. Sementara dua produk lain tak ditargetkan tumbuh pada tahun ini.

Indorama Synthetics memprediksi, volume ekspor poliester dan kain 2016, sama dengan tahun lalu yakni masing-masing sebesar 190.000 MT dan 49.000 MT. Target stagnan dengan tahun lalu itu pun bukan tanpa alasan. Manajemen Indorama Synthetics bilang dalam menjalankan bisnis poliester, mereka harus menghadapi kompetitor berat yakni produsen asal China.

Karenanya, Indorama Synthetics memilih menyetel target lempeng. Selama ini Indorama Synthetics menjual benang pintal secara business to business (B2B). Perusahaan yang sudah 40 tahun di Indonesia tersebut memiliki klien berupa perusahaan dari sektor industri tekstil maupun industri otomotif. Hanya saja, mereka tak membeberkan beberapa nama klien besar yang sudah didekap. Yang pasti tahun ini, arah pemasaran Indorama Synthetics lebih banyak ke wilayah Asia.

Pasalnya, Asia menjadi mencatatkan pertumbuhan penjualan tertinggi pada tahun lalu dibandingkan dengan benua lain. "Pertumbuhan penjualan di Eropa hanya 5%-10% sedangkan di Asia bisa 10%-15%," kata Baldwa. Memang, dari sisi nilai penjualan wilayah Asia belum bisa mengalahkan catatan penjualan dari Eropa. Sebagai perbandingan, penjualan dari Eropa berkontribusi 40% sedangkan penjualan dari Asia berkontribusi 24%.

Dukungan produksi

Untuk mengimbangi ekspansi pemasaran, manajemen Indorama siap mengoperasikan pabrik baru. Kebetulan belum lama ini pabrik benang pintal mereka di Purwakarta, Jawa Barat selesai dibangun. Pabrik yang menempati lahan seluas 50 hektare (ha) tersebut berkapasitas produksi 10.800 MT per tahun. Dengan tambahan pabrik anyar, roda produksi Indorama Synthetics akan makin kuat.

Pabrik Purwakarta melengkapi dua pabrik lain yang sudah berdiri yakni di Cimahi, Jawa Barat dan di Uzbekistan. Total kapasitas produksi tiga pabrik mencapai 70.000 MT benang pintal per tahun. Tak berhenti pada pabrik di Purwakarta, terbersit dalam benak Indorama Synthetics untuk kembali berinvestasi di benang pintal.

Apalagi kalau dibandingkan dari sisi investasi, biaya investasi pembangunan pabrik benang pintal lebih kecil ketimbang investasi pabrik poliester. "Untuk membangun satu pabrik poliester butuh dana US$ 200 juta sedangkan untuk membangun pabrik benang pintal investasinya sekitar US$ 25 juta- US$ 40 juta," jelas Baldwa.

Namun dari sisi bahan baku, benang pintal menuntut bahan harga lebih mahal ketimbang produksi poliester. Selain itu mereka butuh kapas sebagai bahan baku kain. Sebab, di dalam bahan baku benang pintal juga terdapat kandungan poliester di dalamnya. Mengintip laporan keuangan semester I-2016, kontributor terbesar pendapatan adalah poliester yakni US$ 157,42 juta. Sementara benang pintal berada di posisi kedua dengan US$ 155,57 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×