kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri farmasi dalam negeri siapkan rantai dingin distribusi vaksin corona


Senin, 31 Agustus 2020 / 04:29 WIB
Industri farmasi dalam negeri siapkan rantai dingin distribusi vaksin corona


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia ikut berperan aktif dalam pengembangan vaksin virus corona. Terkait hal ini, sejumlah perusahaan farmasi dalam negeri yang juga distributor farmasi mengakui telah menyiapkan infrastruktur distribusi rantai dingin atau cold chain untuk pembagian vaksin Corona. 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi), Dorojatun Sanusi mengatakan pengembangan vaksin membutuhkan keahlian, teknologi khusus, dan investasi yang tidak sedikit  tidak hanya untuk produksi tetapi juga distribusi. 

Baca Juga: UPDATE corona di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 29 Agustus 2020

Dorojatun memaparkan, untuk menyimpan sebuah produk vaksin dibutuhkan fasilitas pendingin dengan temperatur yang khusus, yakni sekitar 2-8 derajat celcius. Oleh karenanya, proses pendistribusiannya tidak bisa dilakukan secara sembarangan, membutuhkan rantai dingin atau cold chain hingga sampai sasaran distribusi paling akhir agar kualitasnya terjaga.

Salah satu pemain yang siap tampil untuk mendistribusikan vaksin corona adalah PT Indofarma Tbk (INAF) lewat anak usahanya PT Indofarma Global Medika (IGM). Presiden Direktur PT Indofarma Global Medika, Indra Dewantara menyatakan IGM memiliki pengalaman dan infrastruktur dalam mendistribusikan produk-produk vaksin cukup lama.

Anak usaha INAF ini juga telah mengantongi sertifikat Cold Chain Product (CCP).  "Infrastruktur untuk proses distribusi vaksin adalah freezer, lemari es, alarm suhu, dan masih banyak lainnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/8). 

Mengenai potensi bisnis distribusi vaksin Covid-19 sendiri, Indra mengungkapkan dengan kondisi pandemi saat ini tentunya distribusi vaksin sangat ditunggu oleh semua orang dan kebutuhannya sangat tinggi. 

Namun, Indra belum bisa memerinci bagaimana gambaran valuasi potensi distribusi vaksin corona di tahun depan karena sampai hari ini IGM belum mendapatkan arahan dari holding maupun induk perusahaan terkait teknis distribusi serta mekanisme lainnya. "Sehingga belum bisa digambarkan hal tersebut (potensi valuasinya). Nanti kalau sudah ada arahan dari holding bisa kami gambarkan lebih lanjut," kata Indra. 

Baca Juga: Gejala Covid-19 Happy Hypoxia, ini peringatan epidemiolog

Jika dilihat secara umum, Indra mengatakan saat ini kontribusi distribusi vaksin cukup membantu penjualan IGM. Indra berharap penjualan seluruh vaksin yang sudah ada bisa terus meningkat karena penduduk Indonesia cukup banyak sehingga potensi pasar vaksin juga potensial. Ditambah lagi, IGM bersama dengan INAF sudah tergabung dalam holding BUMN Farmasi. 

Selain Indofarma, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga bakal berperan sebagai distributor vaksin Corona. Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno belum bisa memberikan gambaran detail perihal potensi distribusi vaksin ini. 

Yang terang, Ganti bilang, Kimia Farma siap untuk mendistribusikan melalui seluruh cabang distributor yang tersebar di seluruh Indonesia dan prosesnya tentu sesuai dengan regulasi. "Hingga saat ini (kebutuhan armada cold chain) sudah mencukupi dan kami akan sesuaikan bila diperlukan," jelas Ganti. 

Selain kedua perusahaan pelat merah, perusahaan farmasi swasta PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI) juga telah berperan sebagai distributor vaksin di dalam negeri dan kawasan regional. 

Baca Juga: Wah, Eijkman sebut ada strain mutasi virus corona yang lebih menular di Indonesia

Communication Officer Merck Sharp Dohme Pharma, Ferdo Pratama menyatakan secara global Merck Sharp Dohme (MSD) memiliki rekam jejak panjang dalam akses bagi vaksin dan obat-obatan agar dapat diakses secara global dan MSD tetap berkomitmen untuk melakukan hal yang sama untuk setiap vaksin atau obat yang dikembangkan untuk Covid-19.

"MSD global tengah berupaya meningkatkan kapasitas produksi untuk menghasilkan ratusan juta dosis vaksin. Covid-19 adalah tantangan global dan membutuhkan solusi secara global juga, dan sementara vaksin tengah dikembangkan, komunitas global dapat bekerja dalam hal distribusi yang memungkinkan akses global," jelasnya. 

Adapun pandangannya mengenai bisnis vaksin ke depannya, dia memaparkan MSD secara global telah memasok vaksin dengan tingkat produksi tahunan tertinggi sebesar 191 juta dosis. Tujuan besar nantinya adalah untuk memungkinkan setidaknya peningkatan dua kali lipat dalam jumlah dosis yang didistribusikan setiap tahun dalam lima tahun ke depan.

"Untuk melakukan ini, MSD berencana untuk memperluas jaringan kemitraan dan melipatgandakan jejak produksi, dari 8 menjadi 15 lokasi, pada tahun 2024," kata dia. 

Baca Juga: Bagikan banpres di Yogyakarta, Jokowi ingatkan bantuan digunakan untuk modal usaha

Selain berupaya dalam perluasan manufaktur yang signifikan, dia bilang MSD juga akan terus bekerja untuk menerapkan rencana distribusi yang seimbang yang bertujuan untuk memastikan pasokan yang berkelanjutan ke seluruh negara di dunia yang memiliki populasi paling rentan. 

Ia mengatakan SCPI juga akan bekerja untuk memastikan pasokan yang berkelanjutan di negara-negara yang memiliki vaksinasi HPV, termasuk negara-negara di mana program imunisasi nasional saat ini diberlakukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×