Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia (APGI) menyambut positif terbitnya Keputusan Menteri ESDM No. 76.K/MG.01/MEM.M/2025 yang menjadi pertanda bahwa program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) berlanjut pada 2025.
Ketua APGI Henry T. Susanto mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Kementerian ESDM yang telah memastikan perpanjangan kebijakan HGBT. Hal ini sangat membantu industri gelas yang sebelumnya dalam kondisi sulit.
Sebab, dengan berakhirnya HGBT 2024 dan penetapan kuota gas 54% yang diberikan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), maka anggota-anggota APGI harus menanggung kenaikan harga gas yang tinggi sekali.
“Kenaikan ini tinggi sekali, sehingga industri kami sangat terpukul,” ujar dia, Minggu (2/3) malam.
Perlu diketahui, gas berkontribusi sekitar 25% dari biaya produksi pabrik gelas kaca. Alhasil, adanya kenaikan harga gas yang signifikan membuat banyak anggota APGI menutup sebagian pabrik atau mengurangi produksi.
Baca Juga: Harga Gas Mahal, Produsen Gelas Kaca Akui Sulit Kerek Harga Produk
Saat ini, pihak APGI masih menunggu apakah kuota gas 54% dengan harga biasa dan sisanya dengan harga gas regasifikasi US$ 16,77 per MMBTU masih berlaku. Jika memang demikian, maka efek kebijakan HGBT terbaru justru tidak begitu besar.
“Oleh karena itu, kami berharap pemerintah dapat memberikan HGBT ini secara penuh tanpa embel-embel pembatasan,” imbuh Henry.
Jika HGBT diterapkan secara penuh, tentu ini akan mengangkat industri gelas kaca nasional. Investasi baru diyakini akan bertambah dan jumlah tenaga kerja baru yang terserap juga akan meningkat.
Berkaca pada program HGBT terdahulu, APGI menyebut sudah melihat investasi asing yang mulai masuk ke sektor industri kaca, seperti KCC di Semarang dan Xinyi di Jawa Timur. Sebelumnya, Xinyi berinvestasi di Malaysia karena harga gas di sana lebih kompetitif dibandingkan Indonesia.
“Anggota APGI juga meningkatkan investasi di mesin dan merenovasi tungku pembakaran,” tutur dia.
Baca Juga: Maksimalkan Gas Alam Cair, Simak Rekomendasi Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Di sisi lain, APGI juga dapat menerima harga gas dalam HGBT terbaru yang ditetapkan US$ 7 per MMBTU selama diterapkan secara penuh. Namun, bila masih ada kuota pembatasan, hal ini tentu akan berat bagi industri gelas kaca.
Sebagai contoh, jika terdapat kuota gas 54% dengan harga US$ 7 per MMBTU dan sisanya 46% dengan harga gas regasifikasi US$ 16,77 per MMBTU, maka harga rata-rata gas yang dibayar mencapai US$ 11,49 per MMBTU.
Selanjutnya: Berikut Bunga Deposito Terbesar Bank CIMB Niaga di Maret 2025
Menarik Dibaca: Berikut Bunga Deposito Terbesar Bank CIMB Niaga di Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News