kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.418   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.964   6,27   0,08%
  • KOMPAS100 1.113   -1,08   -0,10%
  • LQ45 806   -1,32   -0,16%
  • ISSI 274   0,53   0,19%
  • IDX30 418   -1,06   -0,25%
  • IDXHIDIV20 485   -1,11   -0,23%
  • IDX80 122   -0,21   -0,17%
  • IDXV30 132   0,08   0,06%
  • IDXQ30 135   -0,61   -0,45%

Industri hotel bisa bidik konferensi pihak swasta


Selasa, 12 Mei 2015 / 18:00 WIB
Industri hotel bisa bidik konferensi pihak swasta
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Talumolo, Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (17/11/2023). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/tom.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kebijakan pelarangan pertemuan di hotel yang diberlakukan pemerintah cukup memberikan pukulan telak bagi industri perhotelan di Indonesia. Meski t diperlonggar, boleh melakukan pertemuan tapi dengan plafon biaya tertentu, hal ini tidak cukup membalikkan performa terbaik industri hotel.

Suwito, Pendiri& CEO, Republik Capital Management Ltd bilang, kebijakan tersebut memberikan pengaruh besar untuk hotel-hotel bintang 4. Sedangkan pertumbuhan hotel bujet justru berkembang cukup baik meski ada batasan ini.

"Soalnya, tidak seperti hotel bintang 4, hotel bujet memang tidak menyediakan fasilitas conference. Jadi, kebijakan itu tidak berpengaruh," ujar Suwito, (12/5).

Pada kondisi seperti saat ini, peluang pertumbuhan bisnis hotel memang terjadi untuk hotel-hotel budget. Tapi, bukan berarti bisnis hotel berbintang benar-benar ditinggalkan. Masih ada peluang pada bisnis ini.

Caranya adalah, dengan menerapkan strategi untuk menyasar segmen swasta. Sebab, kebijakan pembatasan pertemuan di hotel berbintang itu dikhususkan pada para pegawai negeri sipil (PNS).

"Jadi, saya rasa strategi kedepan itu lebih ke arah swasta, tidak terlalu banyak pada konsumen dari pegawai negeri," pungkas Suwito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×