kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri makanan dan minuman akan tumbuh 8%-9% tahun ini


Senin, 07 Januari 2019 / 18:33 WIB
Industri makanan dan minuman akan tumbuh 8%-9% tahun ini


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Perindustrian memasang target pertumbuhan sektor industri agro sebesar 7,10% pada tahun 2019, lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu sekitar 6,93%. 

Kinerja sektor industri agro diproyeksi terdongkrak karena adanya lonjakan dari permintaan domestik pada momentum pemilihan umum (pemilu), seperti produk makanan dan minuman.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemperin Achmad Sigit Dwiwahjono menjelaskan di tahun politik ini, ada beberapa sektor yang bakal meraih peluang besar, di antaranya industri makanan dan minuman (mamin) .Pada kuartal III-2018, industri agro mencatatkan pertumbuhan 7,23% secara tahunan.

“Kami optimistis, realisasi pertumbuhan industri agro di tahun 2019 akan lebih besar dari target 7,10%,” imbuhnya dalam keterangan pers, Minggu (6/1). Terkhusus industri mamin diyakini bakal tumbuh sebesar 9,86% pada tahun 2019 ini.

Senada dengan Kemenperin, Wakil Kepala Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Sribugo Suratmo menyampaikan tahun ini pertumbuhan industri mamin akan stabil tumbuh 8% sampai 9%. Hal ini disesuikan dengan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat Indonesia yang diprediksi masih seperti tahun lalu.

Hanya saja tahun ini ada tantangan baru yakni kesulitan bahan baku. "Kami kesulitan mencari bahan baku seperti kelapa. Di daerah bencana yang baru-baru ini terjadi banyak kelapa yang hilang," kata Sribugo kepada Kontan.co.id, Senin (7/1).

Namun untuk bahan baku lain seperti terigu menurutnya masih terkendali dan dibantu oleh impor. Daya beli masyarakat diyakini akan kembali meningkat pasca pemilu nasional terselenggara.

Harry Sanusi, Presiden Direktur PT Kino Indonesia Tbk (KINO) meyakini ekonomi Indonesia masih tetap akan bertumbuh. Tapi KINO tidak tinggal diam dan memasrahkan pada keadaan ekonomi Indonesia. 

"Kita akan lebih agresif terutama karena segmen Kino berada adalah segmen yang relatif underpenetrated sehingga potensi tumbuh juga lebih besar dari produk yang sudah mature," kata Harry kepada KONTAN, Senin (7/1).

Harry pun melihat bisnis consumer goods diprediksi terus akan cemerlang di Indonesia. Oleh karena itu, Harry melihat proyeksi pendapatan dan laba KINO tetap akan tumbuh double digit di 2019. "Untuk top line naik 30% dan laba naik 60%," kata Harry.

Tak hanya pasar domestik yang diincar oleh pelaku industri mamin tanah air. OT Group bakal memperkuat pasar ekspor. Selama ini produsen wafer Tango tersebut mengekspor beberapa produk. Selain mengekspor makanan dan minuman, perusahaan ini juga mengekspor beberappa produk lainnya.

Harianus Ikhtiar Zebua, Head of Corporate and Marketing Communications OT Group mengatakan bahwa saat ini OT Group banyak mengekspor ke negara-negara Asia. Salah satu yang menjadi andalan adalah produk makanan.

“Komoditasnya mayoritas di makanan dan minuman untuk negara Asia seperti wafer Tango, waffle Tango, Fullo, Oops pasta dan Kiranti,” kata Harianus kepada KONTAN beberapa saat lalu.

Menurut dia, saat ini kontribusi pasar ekspor paling besar masih didominasi pasar Asia, dengan Tiongkok dan Asia Tenggara menjadi pasar terbesar. Namun dirinya menyampaikan pada tahun ini OT Group akan melakukan penetrasi pasar baru. “Negara yang akan digarap dalam waktu dekat adalah di Afrika dan Timur Tengah,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×