Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menghantui industri manufaktur.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan, masih ada potensi PHK untuk sektor industri tertentu khususnya industri padat karya.
Menurutnya, salah satu sektor yang masih dibayangi potensi PHK yakni garmen yang memang selama ini sudah mengalami tekanan baik dari sisi pasar maupun sisi inflasi biaya usaha.
"Untuk industri manufaktur lain sebetulnya risiko PHK-nya tidak terlalu besar, tetapi kemungkinan besar akan terjadi hiring freeze yang berkepanjangan," kata Shinta, Selasa (30/7).
Baca Juga: Menelisik Penyebab PHK di Industri Perbankan
Shinta melanjutkan, kondisi industri manufaktur nasional saat ini masih dalam kondisi yang relatif stabil. Meski demikian, sampai tutup tahun diperkirakan industri manufaktur akan menghadapi kondisi yang menantang.
Risiko inflasi biaya operasi usaha atau belanja modal akibat efek samping pelemahan nilai tukar akan tetap tinggi hingga akhir tahun.
Sementara itu, tantangan lain datang dari sisi pasar dimana ada potensi penurunan demand dari dalam maupun luar negeri. Faktor lainnya yakni adanya potensi penurunan daya beli masyarakat di sisa tahun ini.
"Selain itu, pelaku usaha di sektor manufaktur juga masih banyak yang wait and see untuk ekspansi karena transisi politik," imbuh Shinta.
Baca Juga: PHK di Perusahan Startup Masih Berlanjut
Shinta mengungkapkan, sejumlah faktor ini menyebabkan ekspansi usaha di sektor manufaktur cenderung lemah sepanjang tahun sehingga potensi hiring freeze dan PHK masih tetap terbuka.
Adapun, harapan pada perbaikan iklim investasi berpotensi datang dari intervensi kebijakan pemerintah khususnya yang dapat mempengaruhi faktor-faktor penghambat di atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News