Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna berlayar kembali ke pasar internasional, perusahaan pelayaran milik negara PT Djakarta Lloyd (Persero) berniat untuk mengubah nama perusahaan.
Direktur Utama PT Djakarta Lloyd Suyoto mengatakan saat ini rencana untuk mengubah nama perusahaan masih menjadi wacana. Meski begitu, ia berencana untuk menggelar lomba pemilihan nama serta logo ke universitas-universitas di akhir tahun ini.
“Nanti kami akan lombakan untuk nama serta logonya, nanti kami tinggal milih mana yang mewakili perusahaan pelayaran negara, mewakili BUMN, serta masih membawa sejarah Djakarta Lloyd,” ujar Suyoto kepada Kontan.co.id, Kamis (12/7).
Salah satu tujuan perusahaan mengganti nama kata Suyoto agar perusahaan kembali go internasional. “Kalau sekarang di dalam pasar internasional namanya masih jelek,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Djakarta Lloyd yang bergerak di bidang pelayaran kargo kontainer dan curah berbasis transportasi kapal laut ini pernah berjaya pada 1970-1980. Akan tetapi dari catatan Kontan.co.id, kinerjanya tertekan ketika open sea policy diterapkan.
Hingga Juni 2018, Djakarta Lloyd telah mengantongi pendapatan Rp 300 miliar. Hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan bisa membukukan pendapatan Rp 600 miliar.
Suyoto bilang, target awal pendapatan pada 2018 hanya sebesar Rp 400 miliar, kemudian Djakarta Lloyd merevisi RKAP 2018. Ia optimistis target pendapatan itu akan tercapai lantaran perusahaan sudah mengantongi beberapa kontrak. Seperti kontrak dari Pertamina, PT Surya Mega Adiperkasa, PT PLN Batubara, serta ada penambahan kontrak dari PLN.
Sebagai informasi, tahun ini Djakarta Lloyd akan mengangkut 3,7 ton batubara ke pembangkit listrik milik PLN. Saat ini, Djakarta Lloyd juga tengah mengejar penyelesaian untuk dua proyek lagi untuk tahun 2018 dari Pertamina dan PT Aneka Tambang.
Dengan begitu, Suyoto berharap laba bersih perusahaan pada akhir tahun 2018 bisa mencapai Rp 70 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News