kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin rapor membaik, Grahamas ganti nama hotel


Rabu, 31 Desember 2014 / 08:25 WIB
Ingin rapor membaik, Grahamas ganti nama hotel


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Nama The Hills Bukittinggi sepertinya sudah tak lagi membawa hoki bagi bisnis hotel PT Grahamas Citrawisata Tbk. Dus, perusahaan perhotelan itu berencana mengganti nama hotelnya yang berada di Sumatra Barat itu dengan Novotel, yang tak lain adalah bendera jaringan hotel kelolaan Accor Group.

Tak cuma ganti bendera, Grahamas juga berencana merenovasi desain hotelnya itu agar lebih modern. "Dengan konsep hotel yang berbeda, kami berharap akan semakin banyak tamu yang menyewa kamar," ujar Corporate Secretary sekaligus Direktur Grahamas Citrawisata Ngakan Putu Adhiriana, kemarin (30/12). 

Dengan mengusung konsep anyar itu, Grahamas membidik pertumbuhan pendapatan 20% tahun depan dari proyeksi pendapatan sepanjang tahun 2014. Target itu setara dengan Rp 16,48 miliar.

Agar keinginan tak menguap menjadi angan, manajemen perusahaan itu akan mencari pinjaman perbankan. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS) Grahamas kemarin, (30/12) merestui pinjaman perbankan Rp 22 miliar untuk membiayai renovasi The Hills Bukittinggi. "Awal tahun depan, renovasi akan kami mulai," kata Ngakan.

Hingga September 2014, pendapatan perusahaan berkode GMCW di Bursa Efek Indonesia ituturun 8,22% menjadi Rp 13,73 miliar. Pendapatan itu berasal dari tiga sumber pendapatan yang kompak menurun.

Pertama, pendapatan sewa 101 kamar hotel turun 2,86% menjadi Rp 8,82 miliar. Kedua, pendapatan makanan dan minuman Rp 4,63 miliar. Pendapatan itu susut 13,94% dari periode sama sebelumnya yakni Rp 5,38 miliar. Ketiga, pendapatan departemen operasi lain Rp 279,29 juta, turun dari capaian sebelumnya yakni Rp 508,85 juta.

Penurunan pendapatan itu membikin Grahamas masih terjerembab di lubang kerugian. Hingga September 2014, perusahaan itu merugi Rp 3,1 miliar. Rugi bersih itu naik 7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,79 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×