kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ingin tambah produksi produsen obat ekspansi


Rabu, 14 Desember 2011 / 08:20 WIB
Ingin tambah produksi produsen obat ekspansi
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bisnis obat di Indonesia yang tumbuh subur mendorong dua produsen obat untuk menambah kapasitas produksi mereka. Untuk itu, PT Kalbe Farma Tbk dan PT Kimia Farma Tbk akan memiliki pabrik baru yang lebih besar.

Tahun ini, Kalbe Farma mulai membangun pabrik di Pulo Gadung. Targetnya, pabrik itu bakal mulai berproduksi pada Oktober 2012.

Kalbe menginvestasikan anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk membangun pabrik di tanah seluas 5 hektare (ha) tersebut. Pabrik itu akan menjadi basis produksi obat untuk penyakit kanker.

Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma menuturkan, langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas total produksi pabrik Kalbe yang saat ini mencapai lebih dari 2 miliar tablet. Sayang ia tak merinci target peningkatan kapasitas produksinya.

Yang jelas, Kalbe optimistis langkah ini bisa mendongkrak pendapatan. "Kita harapkan pertumbuhan pendapatan tahun 2012 meningkat sekitar 20%," tuturnya kepada Kontan Selasa (13/11).

Di luar Pulo Gadung, Kalbe sudah memiliki tiga pabrik. Pabrik-pabrik itu terletak di Cikarang seluas 10 ha, Bekasi seluas 2 ha, dan di Cikampek seluas 5 ha. Fokus produksi ketiganya berbeda, yaitu untuk obat resep atau generik, obat infus, dan produk nutrisi seperti susu.

Pisahkan fokus produksi

Produsen lainnya, Kimia Farma, juga hendak menambah kapasitas produksi obat. Caranya, perusahaan akan merelokasi salah satu pabriknya yang ada di Bandung ke dua tempat berbeda di Ciater, Jawa Barat, dan Cikarang.

Syamsul Arifin, Direktur Utama Kimia Farma menuturkan, pabrik di Bandung memang melakukan dua jenis kegiatan produksi. Pertama, memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim. Kedua, perusahaan ini akan memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk kontrasepsi pil Keluarga Berencana.

Maka, perusahaan pun memisahkan keduanya ke pabrik yang berbeda. Produksi obat berbahan baku kina akan ditempatkan di pabrik Ciater seluas 3 ha. Sedang produksi tablet dan sirup dipindahkan ke Cikarang di atas tanah seluas 20 ha.

Untuk pabrik Ciater, nilai investasinya Rp 20 miliar. Sedangkan Cikarang senilai Rp 200 miliar. "Melalui relokasi ini diharapkan dapat meningkatkan total kapasitas produksi menjadi 6 miliar tablet dari sebelumnya 4 miliar tablet," tuturnya.

Saat ini, pembangunan pabrik baru sedang berlangsung. Ketika kedua pabrik baru siap di akhir 2012, Kimia Farma akan menutup pabrik lama yang ada di Bandung.

Parulian Simanjuntak, Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) mengungkapkan, hanya beberapa perusahaan dari 25 anggota IPMG yang berencana menambah kapasitas produksi. "Peningkatan kapasitas produksi khusus perusahaan yang melakukan ekspor," ungkapnya.

Selain Kimia Farma dan Kalbe Farma, anggota IPMG yang berencana meningkatkan kapasitas produksi adalah PT Bayer Indonesia serta
PT Pfizer Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×