Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih membahas intensif soal holding perhubungan penerbangan. Bahkan Kementerian BUMN sudah memilih PT Survai Udara Penas (Persero) untuk dijadikan induk holding.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, pemilihan Penas sendiri diambil agar lebih memudahkan pemerintah.
Sebab, perusahaan tersebut dimiliki oleh pemerintah. "Mereka kan 100% milik BUMN kan, yg penting 100% milik BUMN. Kalau kita milih salah satu seperti AP (Angkasa Pura) I dan AP II kompleksitasnya tinggi," jelas dia kepada Kontan.co.id saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Senin (15/4).
Sehingga, ini akan memudahkan pemerintah untuk mengkontrol perusahaan di bawahnya. "Holding kan kita ambil secara company-nya saja, jadi lebih mudah kalau nanti bicara sebagai holding yang strategis. Jadi bisnis yang ada kita turunkan untuk holding jauh lebih bagus," tambah Gatot.
Adapun untuk proses pembentukan holding ini secara intensif dibicarakan dan ditargetkan selesai pada semester I tahun ini. "Ada rencana target tapi nanti kita bisa lakukan, (targetnya) semester I," lanjut dia.
Adapun, nantinya Penas akan membawahi beberapa perusahaan yakni AP I, AP II, Garuda Indonesia, Pelita Air, dan AirNav.Sekadar tahu saja, berdasarkan dokumen yang diterima Kontan.co.id, struktur holding ini akan didirikan melalui tiga tahap yang berkesinambungan.
Tahap I (Mei 2019) yakni inbreng saham seri B negara di AP I, AP II, dan Garuda Indonesia. Tahap II, transaksi jual beli B2B (business to business) saham Pertamina di Pelita Air oleh holding (PT Penas) dan Tahap III, inbreng saham seri B negara di AirNav Indonesia setelah perubahan bentuk dari Perum ke PT dan adanya penyesuaian dengan UU Penerbangan dan peraturan-peraturan yang terkait.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News