kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan Skybee jual Skye Sab


Senin, 23 Juni 2014 / 16:48 WIB
Ini alasan Skybee jual Skye Sab


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Skybee tbk (SKYB) rupanya tak tahan dengan PT Skye Sab yang tak kunjung memberi profit ke kantong perseroan. Alasan inilah yang membuat manajemen memutuskan untuk mendivestasikan saham PT Skye Sab.

Direktur SkyBee Meiliana Widjadja menyatakan, manajemen telah lakukan evaluasi untuk mengadakan efisiensi dan mengurangi beban pengeluaran. Setelah melihat perkembangan PT Skye Sab dalam waktu kurang lebih 1,5 tahun, manajemen belum melihat hasil yang memuaskan.

"Karena saat ini SkyeBee fokus untuk cari profit, maka itu anak perusahaan yang tidak memberikan kontribusi ke konsolidasi akan kami divestasikan," ucap dia akhir pekan lalu.

Asal tahu saja, PT Skye Sab diakuisisi SKYB pada Oktober 2012 dari PT Prima Andalan Mulia senilai Rp 12 miliar dengan kepemilikan 51%. Namun, pada Mei 2014 SkyBee melepas kepemilikan 51% sahamnya atau sebanyak 1.071 saham ke PT Saberro Skye Mandiri dengan nilai Rp 5,14 miliar.

PT Skye Sab bergerak di bidang keuangan non-bank sebagai penyedia jasa e-money (transaksi elektronik). Manajemen belum melihat dalam waktu dekat e-money bakal tumbuh pesat di Indonesia.

Dengan begitu, SKYB masih mengandalkan pendapatan dari bisnis media billing periklanan yang dikelola anak usahanya, PT Kaswall Dinamika Indonesia (KDI). KDI memberi kontribusi sebesar 99,5% atau setara Rp 242,25 miliar dari pendapatan kuartal satu 2014 yang mencapai Rp 243,29 miliar.

Kemudian, disusul dua anak usaha lainnya, yakni PT Intouch Innovate Indonesia (INO) yang bergerak di bidang software development khususnya aplikasi multimedia dan PT Sinergitama Komindo (STK) yang bergerak di distribusi ponsel.

"Kontribusi terbesar kami berasal dari media billing, Kaswall. Saat ini kami masih membahas langkah strategis yang harus kami ambil, sehingga kami belum dapat umumkan target dan belanja modal tahun ini," katanya.

Melongok laporan keuangan SKYB, dalam dua tahun belakangan ini terus alami kemerosotan. Pada 2013, pendapatan SKYB merosot dari Rp 1,7 triliun di 2012 menjadi Rp 1,3 triliun. Malah, pendapatan semakin merosot di kuartal satu (q-1) 2014 menjadi Rp 243,29 miliar padahal pada q-1 2013 pendapatannya mencapai Rp 311,115 miliar.

Torehan yang semakin menciut juga tertuang di pos laba/rugi. Pada 2013, laba SKYB berubah menjadi rugi. Dari laba Rp 12,73 miliar di 2012 menjadi rugi Rp 12,75 miliar di 2013. Kinerja q-1 2014 pun masih rugi Rp 4,15 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×