kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kunci sukses berbisnis ala bos Starbucks


Jumat, 05 April 2013 / 12:50 WIB
Ini kunci sukses berbisnis ala bos Starbucks
ILUSTRASI. Alat berat atau dump truck pama persada mengeruk dan membawa batubara di pertambangan PT Adaro Indonesia ditambang Tutupan Tabalong Kalimantan Selatan (19/6). Agar bisa pensiunkan PLTU Batubara, pemerintah butuh dana sebesar US$ 30 miliar.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Beberapa hari lalu, President & Chief Executive Officer (CEO) Starbucks Coffee Company, Howard Schultz datang bertandang ke Indonesia. Pengusaha asal Amerika Serikat (AS) itu melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia serta dengan PT Mitra Adi Perkasa, Tbk.

Dalam pertemuan tersebut, Gita Wirjawan selaku tuan rumah, meminta pengusaha Indonesia untuk belajar bisnis dari bos Starbucks tersebut, terutama belajar untuk mengelola bisnis restaurant yang mampu mendunia. “Hal ini patut dicontoh oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia," kata Gita dalam siaran pers yang dikirim ke KONTAN, Selasa (2/4).

Dalam pertemuan dengan pengusaha serta dengan Gita Wirjawan itulah, bos Starbucks, Howard Schultz menyampaikan pengalaman bisnisnya mengelola Starbucks, hingga menjadi merek global sampai 40 tahun lamanya.

Schultz bilang, kunci sukses perusahaannya ada pada cinta (love) dan kemanusiaan (humanity), yang menurutnya tidak diajarkan dalam buku dan kelas bisnis manapun.  "Dalam menjalankan bisnis, ada rangkaian kesuksesan yang telah kami alami dan akan kami sampaikan kuncinya ke kalangan bisnis manapun yang hadir di sini (pertemuan), dan hal itu adalah ‘kepercayaan’," imbuhnya.

Lebih lanjut, Schultz bilang, saat ini ada media sosial yang memegang peranan penting untuk membangun dan mengelola sebuah merek global. Menurutnya, pelaku bisnis sudah saatnya memanfaatkan perkembangan media sosial itu untuk mengembangkan bisnisnya.

Saat ini saja, kata Schultz, Starbucks berani mengalihkan sebagian besar dana pemasarannya dari media tradisional ke media sosial.

Hadir Sejak 1971

Perusahaan yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat (AS) ini pertama kali mengolah bijih kopi menjadi minuman komersial pada tahun 1971. Dalam perkembangannya, Starbucks mampu memiliki 16.000 gerai yang tersebar di seluruh dunia.

Di Indonesia, Starbucks masuk tahun 2002 lalu, melalui PT Sari Coffee Indonesi, anak perusahaan dari PT Mitra Adi Perkasa, Tbk. Gerai pertama Starbucks didesain dengan gaya populer yang saat itu berdiri di di Plaza Indonesia, tepat di jantung Ibu Kota Jakarta.

Hingga hari ini, Starbucks memiliki 147 gerai di Indonesia, diantaranya ada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Medan, Balikpapan, Semarang, Batam dan Makassar. Jika tak ada aral melintang, Schultz berencana menambah 100 gerai Starbucks lagi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×