kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi PLN hadapi over supply sembari kerja target bauran EBT


Selasa, 05 Oktober 2021 / 14:27 WIB
Ini strategi PLN hadapi over supply sembari kerja target bauran EBT
ILUSTRASI. Listrik PLN


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus menghadapi dua tantangan besar yang dihadapi yakni perihal over supply listrik dan mengejar target bauran energi terbaurkan (EBT) untuk beberapa tahun mendatang.

"Pada RUPTL 2021-2030 disusun dalam ketidakpastian permintaan akibat pandemi Covid-19," kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dalam Webinar diseminasi RUPTL PLN 2021-2030, Selasa (5/10).

Dia memaparkan, realisasi pertumbuhan listrik di 2020 sebesar -0,79% sehingga selanjutnya diproyeksikan  pertumbuhan listrik untuk 10 tahun ke depan rata-rata hanya 4,9% per tahun, lebih rendah dari RUPTL 2019-2028 dengan rata-rata sebesar 6,4% per tahun-nya.

Namun di sisi lain, Zulkifli menyebut, sebagian besar pembangkit program 35 GW yang direncanakan sejak 2015 mulai memasuki masa konstruksi dan akan segera beroperasi.

"Hal ini berpotensi terjadinya over supply karena pasokan listrik yang tersedia dalam jumlah besar dengan demand yang rendah," jelas Zulkifli.

Baca Juga: Porsi pembangkit baru EBT mencapai 51,6%, RUPTL 2021-2030 disebut yang paling hijau

Melihat kondisi ini, PLN pun meramu strategi untuk mengurangi resiko over supply listrik.

Zulkifli menjelaskan, akan terjadi peningkatan permintaan dengan program pemasaran agresif seperti program kompor induksi, kendaraan listrik, dan lainnya.

Kemudian, PLN juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat meningkatkan demand listrik setelah menciptakan demand baru di kawasan industri, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), destinasi pariwisata prioritas dan destinasi pariwisata super prioritas.

Selain itu, PLN akan meminimalkan penambahan kapasitas infrastruktur baru. Melaksanakan relokasi pembangkit PLTG, PLTGU ke daerah-daerah yang membutuhkan untuk  meminimalkan biaya investasi dan meningkatkan utilisasi aset.

PLN juga akan melaksanakan negosiasi penyesuaian jadwal baik pada IPP pembangkit maupun penyedia bahan bakar.

Terakhir, melaksanakan program co-firing yang tidak membutuhkan capex pembangkit baru karena hanya mengoptimalkan opex harga bio-massa.

"Sehingga resiko over supply dapat dihindari sejalan dengan meningkatkan bauran energi EBT," tegasnya.

Baca Juga: Simak jurus PLN siasati penerapan pajak karbon mulai awal tahun depan

Direktur Perencanaan Korporat PT PLN, Evy Haryadi menambahkan mengatasi over supply tentunya dengan dukungan pemerintah untuk menumbuhkan beban listrik yang terkait dengan penggunaan kendaraan listrik, misalnya.

"Karena dengan tumbuhnya beban seperti kendaraan listrik maka kondisi over supply bisa diatasi dengan lebih baik tanpa mengakibatkan kenaikan emisi," ujarnya.

Haryadi menjelaskan lebih lanjut, pemakaian 1 KWH di sisi kendaraan listrik, diperkirakan hanya mengakibatkan sekitar  850 kilogram emisi atau lebih kecil.

Selanjutnya: Wahana Interfood Nusantara (COCO) tunda penyelesaian pabrik anyar di Sumedang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×