Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) berencana memproduksi 1,7 miliar pon tembaga dan 1,8 juta ons emas di 2023. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas saat ditemui di Gedung DPR pada Rabu (7/12).
“Kami akan produksi sesuai dengan mine plan kami. Jadi rencana penambangan yang kami buat sedemikian rupa kami akan produksi,” ujarnya (7/12).
Sebagai pembanding, berdasarkan materi yang dipaparkan oleh PTFI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI 25 Mei 2022 lalu, PTFI membukukan produksi 1,33 miliar pon tembaga dan 1,37 juta ounce emas di tahun 2021. Sementara di tahun 2022, PTFI membidik angka produksi 1,60 miliar tembaga dan 1,59 juta ons emas.
Tony mengaku tidak bisa memproyeksi akan seperti apa harga komoditas tembaga dan emas di 2023. Meski begitu, ia optimistis bahwa permintaan tembaga akan positif lantaran adanya kebutuhan tembaga yang meningkat seturut ramainya proyek-proyek pembangkit listrik energi terbarukan. Kebutuhan tembaga pada pembangkit jenis tersebut, kata Tony, lebih besar dibanding pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Dia memastikan, dinamika harga tembaga dan emas di tahun 2023 tidak akan memengaruhi target produksi perusahaan.
Baca Juga: Freeport Indonesia Optimalkan Digitalisasi di Area Operasional Pertambangan Grasberg
“Kalau tambang kan kami price taker, bukan price maker. jadi ya berapapun harganya kita produksi segitu. PTFI akan produksi sesuai dengan rencana produksi,” tutur Tony.
Selain memacu produksi, PTFI juga memiliki agenda untuk mengawal proyek fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua PTFI yang berlokasi di Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, yakni Smelter Manyar.
Tony mencatat, kemajuan proyek Smelter Manyar sudah mencapai 45%. “Diharapkan akhir tahun ini bisa 50%,” ujarnya.
Seperti diketahui, Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun. Dengan kapasitas itu, Smelter Manyar disebut-sebut bakal menjadi tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Menurut rencana, hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, yakni PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News