kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Insentif PPnBM Akan Mempercepat Laju Penjualan Mobil


Rabu, 02 Februari 2022 / 18:07 WIB
Insentif PPnBM Akan Mempercepat Laju Penjualan Mobil
ILUSTRASI. Pemerintah akan segera merilis aturan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) otomotif untuk tahun 2022.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memastikan akan segera merilis aturan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) otomotif untuk tahun 2022. Adanya perpanjangan relaksasi tersebut dinilai akan berdampak positif terhadap prospek penjualan mobil di sepanjang tahun ini.

Dalam berita sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan telah meneken aturan isentif PPnBM otomotif bersamaan dengan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sektor perumahan. Saat ini, kedua aturan tersebut sedang dalam proses pengundangan di Kemenkumham. 

Tahun ini, pemerintah menerapkan insentif PPnBM 100% hanya untuk mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC). Jumlah persentase insentif tersebut berkurang secara bertahap hingga akhir kuartal IV-2022.

Insentif PPnBM juga diberikan pada mobil di kisaran harga Rp 200 juta- Rp 250 juta sebesar 50%. Namun, per kuartal II-2022 nanti konsumen harus menanggung penuh PPnBM atas pembelian mobil di kategori tersebut.

Baca Juga: Sri Mulyani Siap Rilis Aturan Insentif Pajak PPnBM dan PPNDTP Properti

Pengamat otomotif Bebin Djuana menyebut, perubahan skema dan penerima insentif PPnBM tersebut tidak akan menghambat laju pertumbuhan industri otomotif nasional. “Tahun ini tetap optimistis lebih baik dari tahun lalu. Perkiraan saya penjualan mobil akan sampai di angka 950.000 unit,” kata Bebin.

Proyeksi tersebut melampaui perkiraan penjualan mobil nasional versi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebesar 900.000 unit di tahun ini.

Walau begitu, Bebin menilai, berlanjutnya isu kelangkaan cip atau semikonduktor patut diwaspadai oleh para produsen otomotif di Indonesia. Kelangkaan cip telah berdampak terhadap berbagai industri manufaktur di skala global, sehingga ada kemungkinan Indonesia turut merasakan imbasnya, baik dari sisi produksi maupun penjualan mobil itu sendiri.

“Mudah-mudahan tidak terlalu parah. Kita pantau saja perkembangannya nanti,” ucap dia.

Berdasarkan data Gaikindo, di tahun 2021 lalu penjualan mobil wholesale (pabrik ke dealer) tercatat sebesar 887.202 unit, sedangkan penjualan mobil retail (dealer ke konsumen) mencapai 863.348 unit.

Baca Juga: Aturan Insentif PPnBM Otomotif Segera Terbit, Sejumlah APM Beri Respons Positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×