kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inti Bangun Sejahtera (IBST) alokasikan capex Rp 1 triliun pada 2021


Jumat, 18 Desember 2020 / 19:21 WIB
Inti Bangun Sejahtera (IBST) alokasikan capex Rp 1 triliun pada 2021
ILUSTRASI. PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST), perusahaan menara telekominikasi alias BTS tower. Foto Dok IBST


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, PT Inti Bangun Sejahtera Tbk masih akan tetap berekspansi menambah tower-tower baru dan pemasangan fiber optik. Untuk itu, perusahaan menganggarkan belanja modal hingga Rp 1 triliun di 2021.

Chief Operating Officer (COO) Inti Bangun Sejahtera VH. Sutanto menyebutkan di tahun depan perusahaan telah mengantongi order dari salah satu operator telekomunikasi.

Dari kesepakatan order itu, ada 355 site yang rencananya akan dikejar pembangunannya oleh perusahaan di kuartal I dan II-2021 yang mana masih ada opsi penambahan sebanyak 131 site.

"Jadi, total tower yang akan kami bangun ada 486 tower dan itu baru dari satu operator saja karena yang bersangkutan melakukan ekspansi jaringan lebih awal," ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (18/12).

Menurutnya, jika operator lainnya sudah mulai melakukan ekspansi ia memperkirakan jumlah tower yang akan dibangun akan lebih banyak.

Baca Juga: Inti Bangun Sejahtera (IBST) optimistis pendapatan tembus Rp 1 triliun tahun ini

Lanjutnya, di tengah tren konsolidasi menara perusahaan meyakini tidak akan memberikan pengaruh pada kinerja. Namun, pihaknya masih optimistis dapat menggandeng lebih banyak tenant lantaran masih banyak operator yang ingin mengembangkan jumlah subscriber-nya.

"Tentunya kami bergantung dengan apa yang diberikan operator, tetapi lebih dari itu, secara internal kami juga mengembangkan sesuatu yaitu advance build. Artinya kami mencoba mengembangkan sebelum permintaan itu ada dan kami juga sudah melakukan penilaian serta evaluasi terhadap potensi titik tertentu di mana kami bisa bangun lebih awal," jelasnya.

Ia mengakui bahwa jumlah advance build sendiri tidak besar lantaran ada risiko. Menyiasati hal tersebut, pihaknya melakukan konsolidasi dengan operator sebelum melakukan pembangunan.

Sehingga Sutanto yakin 80% dari yang dibangun pada akhirnya setelah 1 tahun akan terisi dengan operator yang membutuhkan titik-titik tersebut.




TERBARU

[X]
×