Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
Oleh sebab itu, emiten berkode saham IBST di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini belum bisa memproyeksikan terkait target tenant maupun target kinerja di tahun depan. "Untuk jumlah angka, kami masih menunggu budget yang dikeluarkan operator sehingga target kami belum bisa kami pastikan," tegasnya.
Direktur IBST Hermansyah menambahkan, selain fokus pada pengembangan tower dan fiber optik pihaknya juga senantiasa memonetisasi setiap asetnya. Hal itu, bertujuan untuk senantiasa memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan shareholder.
Salah satunya dari aset fiber optiknya. Ia mencontohkan selain digunakan oleh operator, dari jaringan fiber optik pihaknya juga mengembangkan beberapa layanan seperti Metro-E Cities, FTTH, dan FTTB, serta lain sebagainya yang akan lebih digencarkan lagi di 2021.
Baca Juga: Inti Bangun Sejahtera (IBST) targetkan bangun hingga 800 unit tower tahun ini
"Sebetulnya sudah kami mulai di 2020, hanya saja dari sisi angka belum terlalu besar. Makanya, kami ingin lebih agresif di 2021," tambahnya.
Sekedar tahu, untuk layanan Metro-E Cities, IBST telah menggelar di 3 kota yakni Medan, Jakarta, dan Makassar. Adapun, perusahaan telah memasang fiber optik mencapai 12.063 km.
Saat ini pun, IBST sedang dalam progres ekspansi fiber optiknya sepanjang 6.187 km. Dengan begitu, estimasi hingga akhir 2021 panjang fiber optik IBST mencapai 18.250 km.
Direktur IBST Jozef Ignasius Manabu melanjutkan, guna mendukung rencana perusahaan di tahun depan pihaknya menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure sebesar Rp 1 triliun. "Dananya berasal dari kas internal, pinjaman, dan dari sumber dana lainnya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News