Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan melalui berbagai inisiatif yang menyeimbangkan pertumbuhan bisnis, pelestarian lingkungan, dan tanggung jawab sosial.
Corporate Director Intiland, Theresia Rustandi, menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur dari aspek ekonomi, tetapi juga dari dampak positifnya terhadap lingkungan dan sosial. "Kami berupaya meminimalkan dampak negatif pembangunan dan berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat," ujarnya, Senin (19/5).
Intiland menerapkan konstruksi ramah lingkungan dengan efisiensi energi dan penggunaan material lokal dalam radius 1.000 km guna mengurangi emisi karbon. Material rendah karbon dan pelestarian vegetasi asli juga menjadi bagian dari strategi pelestarian ekosistem.
Seluruh bangunan yang dilaporkan dalam Laporan Keberlanjutan 2024 mencatat Indeks Konsumsi Energi (IKE) di bawah 250 kWh/m², sesuai ketentuan nasional, menandakan efektivitas strategi efisiensi energi.
Baca Juga: Marketing Sales Intiland Development (DILD) Capai Rp 469,2 Miliar di Kuartal I-2025
Di sisi pengelolaan limbah, volume sampah dikelola turun 2,5% (44 ton) dibandingkan tahun sebelumnya, berkat penguatan program reduce, reuse, dan recycle. Konservasi air juga meningkat, dengan penggunaan air daur ulang di proyek South Quarter Jakarta mencapai 47,8% dari total kebutuhan operasional, naik dari 29,8% pada 2023.
Sepanjang 2024, Intiland memberdayakan 735 pekerja lokal di berbagai proyek di Jakarta, Tangerang, Batang, dan Surabaya. Kepuasan pelanggan tetap tinggi, dengan tingkat kepuasan mencapai 80%, menunjukkan konsistensi kualitas produk dan layanan.
Perusahaan juga meningkatkan pengembangan SDM dengan total 8.575 jam pelatihan, rata-rata 7 jam per karyawan—naik dari 4,7 jam pada 2023. Pelatihan difokuskan pada peningkatan kapabilitas menghadapi tantangan industri.
Intiland melaksanakan 40 program tanggung jawab sosial yang mencakup pembangunan infrastruktur publik, bantuan pendidikan, dan pemberdayaan generasi muda seperti Intiland Youth Panel.
Baca Juga: Intiland Development (DILD) Terbitkan Sukuk Rp 250 Miliar, Begini Rinciannya
Sebagai upaya untuk mengukur dampak dari program-program sosial, Intiland menerapkan metode Social Return on Investment (SROI). Hasilnya, nilai rata-rata SROI pada tahun 2024 mencapai 1,9x, meningkat dari 1,01x di tahun sebelumnya.
“Kami ingin memastikan bahwa investasi sosial yang kami lakukan tidak hanya simbolik, tetapi benar-benar memberi dampak dan nilai nyata bagi masyarakat,” pungkas Theresia.
Selanjutnya: CIMB Niaga Targetkan Spin Off Unit Usaha Syariah Rampung Mei 2026
Menarik Dibaca: Hujan Guyur Semarang, Ini Prakiraan Cuaca Besok (21/5) di Jawa Tengah Selengkapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News