Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Investasi ternak sapi dari Amerika Latin terutama dari Brasil masih terkendala kebijakan impor sapi berdasarkan basis negara (country based).
Menurut Sofyan Wanandi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), regulasi country based ini bisa mempengaruhi iklim investasi di bidang peternakan sapi. "Perlu ada pembicaraan antara kedua negara," kata Sofyan, Senin (9/7).
Meski tidak memerinci lebih lanjut, Sofyan menyebut ada dua perusahaan peternakan asal Brasil yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Bakal adanya investor ini diharapkan bisa membuat pasokan daging sapi di dalam negeri relatif stabil.
Selama ini, pemerintah kerap mengimpor sapi berdasarkan negara asal bukan berdasarkan basis wilayah (zone-based), seperti Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Ketiga negara ini tercatat sudah terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Langkah ini memang sesuai dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Chatib Basri, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengakui, masalah regulasi pemerintah tersebut menjadi salah satu kendala bagi investor asal Brasil ini masuk ke Indonesia. "Minat mereka sangat positif, sehingga perlu ada pembicaraan dari Kementerian Pertanian tentang regulasi tersebut," kata Chatib.
Sepertinya permintaan pengusaha ini bakal menjadi perhatian pemerintah. Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, Brazil adalah negara kuat di sektor agribisnis dan peternakan. "Populasi sapi di Brasil relatif cukup banyak. Kita bisa mengambil pelajaran dari keberhasilan mereka," katanya.
Kalau investor asal Brasil tersebut tertarik berbisnis di Indonesia, menurut Hatta, beberapa daerah di Indonesia Timur seperti Papua, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan
Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah siap jadi area peternakan. Hanya saja, investor asal Negeri Samba ini belum memberi kepastian berapa besar nilai investasi untuk membangun peternakan sapi.
Yang pasti, investor Brasil ini bukanlah satu-satunya investor yang tertarik terjun di bisnis peternakan sapi di dalam negeri. Kata Hatta, investor asal Australia juga sudah menyatakan tertarik terjun di bidang tersebut.
Malah si investor menjanjikan akan mengucurkan dana hingga US$ 100 juta untuk membangun peternakan di wilayah Indonesia Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News