Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memproyeksikan kebutuhan investasi pembangunan ketenagalistrikan dalam 10 tahun ke depan mencapai sekitar Rp 700-an triliun.
Jika merujuk Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 maka kebutuhan investasi PLN rata-rata sebesar Rp 72,4 triliun per tahun.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, penambahan pembangkit yang tertuang di dalam RUPTL telah mempertimbangkan kemampuan PLN dalam pembiayaan.
"Sudah dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan dari sisi PLN untuk melakukan pembiayaan dari pembangunan khususnya yang lebih banyak nanti di sektor transmisi dan distribusi," kata Evy dalam Webinar Diseminasi RUPTL 2021-2030, belum lama ini.
Evy mengungkapkan, kebutuhan investasi PLN yang sekitar Rp 700-an triliun untuk 10 tahun ke depan, sebesar Rp 260 triliun diantaranya untuk transmisi dan distribusi pembangkit. Sementara sisanya untuk kebutuhan pembangkit termasuk pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Baca Juga: Pemerintah siap kebut regulasi sektor energi baru terbarukan (EBT)
Sementara itu, investasi dari Independent Power Producer (IPP) selama 10 tahun diperkirakan mencapai Rp 560 triliun.
Sekedar informasi, penambahan pembangkit dalam RUPTL 2021-2030 direncanakan sebesar 40,6 GigaWatt (GW). Porsi pembangkit EBT bakal mendominasi mencapai 51,6%.
Evy menambahkan, terjadi penurunan kebutuhan investasi untuk transmisi dalam RUPTL 2021-2030 dibanding RUPTL sebelumnya (2019-2028).
"Perkiraan kebutuhan investasi terlihat ada perbedaan yang cukup mencolok dimana terlihat penurunan dari 10,64 kms di 2021 (jadi) hanya sekitar 7,7 kms dan 2022 sedikit naik dan kemudian di 2023 tumbuh cukup tinggi," terang Evy.
Selanjutnya: Butuh investasi Rp 72,4 triliun per tahun, PLN diharapkan tak tambah utang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News