kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi sektor properti masih menjadi primadona


Senin, 09 Maret 2015 / 13:07 WIB
Investasi sektor properti masih menjadi primadona
ILUSTRASI. Kawasan Industri Jababeka (KIJA) catatkan penjualan lahan industri Rp 1,3 triliun hingga Juli 2023. KONTAN/Baihaki/13/11/2019


Sumber: Antara | Editor: Uji Agung Santosa

SEMARANG. Sektor properti masih diminati oleh para investor terutama untuk investasi jangka panjang. Branch Manager PT Danareksa Sekuritas Semarang Melcy RS Makarawung mengatakan, minat investasi di sektor properti didorong oleh makin tingginya tingkat urbanisasi. "Juga pesatnya peningkatan jumlah masyarakat menengah," katanya, Senin (9/3).

Faktor lain yang juga berdampak pada peningkatan investasi sektor properti adalah besarnya jumlah backlog perumahan dan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan kekurangan atau backlog rumah yang besar, para pengembang akan berupaya meminimalisasi pembangunan rumah yang tertunda.

Data hasil realisasi investasi langsung di Jawa Tengah, sektor properti masuk dalam 10 besar industri dengan investasi terbesar. Menurut data Danareksa Sekuritas, selama periode Januari-September tahun lalu, investasi di sektor real estate, industrial estate, dan office building mencapai Rp18 triliun dengan jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 9,598 miliar dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 805,9 juta dolar AS.

Dari sisi suku bunga pihaknya berharap baik pengembang maupun perbankan lebih kompetitif dalam menentukan besaran bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan harga properti.

Pada tahun lalu sektor properti sempat mengalami perlambatan pertumbuhan, salah satunya dipicu oleh penyelenggaraan pemilu. Menurut Melcy, pada saat itu masih banyak investor yang lebih memilih untuk menunggu dan melihat kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintahan yang baru.

"Perubahan kondisi politik seiring dengan bergantinya era pemerintahan yang terjadi pascapemilu mendorong investor bersikap wait and see serta menahan investasi mereka. Meski demikian, ke depan kami optimis dengan pertumbuhan pada sektor ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×