kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Isu micin tak ganggu kinerja penjualan Ajinomoto


Rabu, 28 November 2018 / 15:41 WIB
Isu micin tak ganggu kinerja penjualan Ajinomoto
ILUSTRASI. Produk Penyedap Masakan Ajinomoto


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Istilah generasi micin begitu akrab di telinga saat ini. Yakni merujuk pada tingkah anak zaman now yang acap kali bikin geleng kepala.

Micin sendiri merupakan sebutan masyarakat untuk penyedap rasa. Atau dikenal dengan Monosodium Glutamate (MSG).    

Salah satu produsen MSG, PT Ajinomoto Indonesia menyebut ada ketidaktepatan informasi yang berkembang di masyarakat mengenai MSG ini. Terutama yang berhubungan dengan isu kesehatan.

“Terus terang bicara MSG, konsumsi makanan tidak lepas dari MSG. Kerupuk kandungan MSG cukup lumayan dan mereka enjoy dan tidak ada masalah,” ujar Direktur PT Ajinomoto Indonesia Tri Mulyo Indianto, Rabu (28/11).

Tri menjamin MSG aman untuk kesehatan. Sebagaimana dikuatkan pernyataan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Dibuktikan kami sudah produksi sudah 69 tahun. Air susu ibu (ASI) juga tinggi MSG-nya. Jadi tentang isu micin ini sosialisasinya step by step,” ujarnya.

Tri mengaku heran dengan isu miring MSG yang terus digaungkan. Padahal, micin menjadi alternatif penggunaan garam dan gula.

Asal tahu, micin terdiri dari natrium (12%), glutamat (78%) dan Air (10%). Jumlah natrium atau garam dalam micin tak seberapa dibanding garam dapur yakni sebanyak 36-39%.

Mereka yang terlalu banyak mengonsumsi natrium berisiko terkena hipertensi, stroke dan penyakit kardiovaskular.

Selain itu, mengurangi garam dan diganti dengan micin bisa membuat masakan lebih enak. “MSG atau rasa gurih merangsang nafsu makan, justru sejalan dengan peningkatan gizi,” katanya.

Lebih lanjut Tri menjelaskan, isu miring miring tak berdampak beras terhadap pertumbuhan penjualan perusahaan. Rata-rata tiap tahun pertumbuhan penjualan micin kisaran satu digit.

“Kebutuhan MSG selalu tumbuh karena sudah masuk dalam kebutuhan pokok. Hal itu pola micin juga tidak terkena imbas isu pelemahan daya beli,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×