kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,42   6,96   0.76%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kehadiran Unichemcandi Indonesia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan garam industri


Minggu, 11 Maret 2018 / 13:31 WIB
Kehadiran Unichemcandi Indonesia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan garam industri


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - GRESIK. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto melakukan peresmian pabrik PT Unichemcandi Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan garam industri di Gresik Jawa Timur pada Jumat (9/3) lalu. Informasi saja, Unichemcandi Indonesia sudah beroperasi selama dua tahun di mana kapasitas produksi terpasang pabrik tersebut mencapai 300.000 ton per tahun.

CEO Unichemcandi Indonesia, Ryan Haris mengatakan, rata-rata ekspansi yang dilakukan perseroan ini bisa mencapai 500.000 ton per tahun. Adapun, kebutuhan bahan baku mencapai 390.000 ton per tahun. "Kami juga menyerap garam petani lokal di Indonesia," ujar Ryan dalam acara peresmian pabrik Unichemcandi di Gresik, Jumat (9/3).

Pabrik Unichem dibangun di atas lahan seluas 8 hektare dan sudah mempekerjakan sekitar 700 orang karyawan dengan nilai investasi mencapai Rp 700 miliar. Hingga kini, perusahaan yang sudah beroperasi selama kurang lebih dua tahun itu sudah memiliki 250 perusahaan yang menjadi pelanggan. Di antaranya Indofood, Ajinomoto, Unilever, Mayora, dan Sido Muncul.

Menyoal garam, Airlangga menyebutkan kebutuhan garam nasional tahun 2018 diperkirakan mencapai 3,7 juta ton dan sektor yang paling banyak menggunakan garam adalah industri kosmetik, aneka pangan dan farmasi yang seluruhnya harus diimpor karena kualitas garam lokal belum dapat memenuhi standar industri.

Airlangga berharap, kehadiran industri garam industri dari PT Unichemcandi Indonesia yang merupakan industri refinery pertama di Indonesia, bisa mensubsidi kebutuhan garam yang selama ini masih impor yang nilainya mencapai US$ 100 juta.

Akan tetapi, importasi garam tersebut dapat memberikan dampak yang cukup besar kepada sektor ekonomi, yaitu berkontribusi terhadap pembentukan nilai tambah sebesar Rp 1.200 triliun dengan menyerap tenaga kerja 3,5 juta dan memberikan devisa negara sebesar US$ 5,6 miliar melalui ekspor produk seperti makanan, obat-obatan, kertas, dan tekstil serta PVC.

"Unichemcandi kan 50% dari dalam negeri, sisanya impor dan ini menjadi salah satu industri garam terbesar yang bisa menghasilkan 99,9% dengan inquiries yang paling lengkap untuk industri farmasi juga," ujar Airlangga kepada media, Jumat (9/3) di Gresik.

Sebagaimana diketahui, beberapa industri yang menggunakan garam jumlahnya bervariasi mulai dari industri kaca, PVC, kertas, termasuk pengeboran minyak. Sehingga hal itu bisa menjadi nilai tambah. (Klaudia Molasiarani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×