Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BANDUNG. PT Jababeka Infrastruktur sebagai salah satu anak perusahaan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menargetkan 100 perusahaan yang berada di wilayahnya bergabung dalam Net Zero Industrial Cluster Community (NZICC) di tahun 2024 mendatang.
Untuk diketahui NZICC adalah adalah komunitas yang menyatukan perusahaan-perusahaan di wilayah industri Jababeka dengan tujuan mencapai netralitas karbon pada 2050.
Cynthia Hendrayani, COO PT Jababeka Infrastruktur mengatakan melalui NZICC, perseroan menginginkan adanya pengurangan jejak karbon dari target berdasarkan cluster.
“Cluster ini kumulatif (penurunannya) dan di wilayah Jababeka ini saja ada 1.800 tenant (perusahaan). Ada yang manufaktur skala besar, ada manufaktur yang sudah di tahap internasional tapi ada juga yang lokal,” kata dia dalam acara Jababeka Eco Summit, di Bandung Barat, Kamis (31/08).
Ia menambahkan masing-masing perusahaan punya kecepatan sendiri untuk menekan emisi. Namun, Jababeka ingin pencapaian target di tahun 2050 itu adalah secara keseluruhan.
“Upaya yang kita lakukan disini dimulai dari angker-angker manufacturing ya, seperti Unilever, Matel, L'oreal dan Jababeka sendiri,” katanya.
Baca Juga: Penjualan Lahan Industri Jababeka (KIJA) Melejit 137% di Semester I 2023
Saat ini, anggota NZICC yang sudah bergabung adalah 15 perusahaan yang berada di kawasan industri Jababeka. Dan untuk memenuhi target hingga 100 perusahaan yang bergabung Cynthia mengatakan perseroan akan meminta steering committee yaitu member-member yang sudah bergabung melakukan peering dengan industri-industri yang lebih baru.
“Jadi ada transfer of knowledge dari masing-masing industri yang sudah mampu melakukan ESG kepada industri yg masih baru mengadopsi. Tentunya ini tidak mudah, perlu selalu banyak diskusi karena tidak semua arahnya sama, tapi tujuannya kita buat sama,” jelasnya.
Langkah selanjutnya dari NZICC adalah mendorong agar mesin-mesin industri segera melakukan energy efisiensi dalam konteks operasi masing-masing.
“Tapi secara kawasan kita juga melakukan upaya bersama, salah satunya adalah bagaimana melakukan material energy recovery secara kolaboratif, mengelola sampah kita jadi energi, kemudian dari air limbah jadi energi,” kata Cynthia.
“Kita juga punya keinginan untuk mendorong ke arah transformasi yang lebih massal karena salah satu isu greenhouse gas emissions adalah masalah transportasi,” tambahnya.
Menurut dia, tidak hanya transportasi publik tapi transportasi logistik di sektor industri juga harus beralih dengan memilih bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
“Karena industri memanfaatkan pengantaran barang, ini soal bagaimana kita mengubah cara kerja kita ber-logistik menjadi lebih kolaboratif dan berpindah dari fossil base trucking mungkin ke Electric Vehicle (EV),” imbuh Cynthia.
Baca Juga: Kawasan Industri Jababeka (KIJA) Gelar Cikarang Industrial Expo (CIE) 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
