kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,51   5,16   0.56%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jacket tiba, proyek Tangguh train 3 berlanjut


Selasa, 26 Juni 2018 / 17:40 WIB
Jacket tiba, proyek Tangguh train 3 berlanjut
ILUSTRASI. Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Tangguh Train 3 kembali diyakini masih sesuai target rampung pada 2020 menyusul sudah tibanya Jacket atau infrastruktur utama dalam pengembangan Train 3 yang menjadi milestone utama kelanjutan dari pengembangan pembangunan salah satu fasilitas LNG paling besar di tanah air oleh BP Indonesia.

Infrastruktur seberat 1.900 ton itu dikirim dari Karimun Yard, Provinsi Kepulauan Riau menuju Teluk Bintuni dengan menempuh waktu selama 18 hari.

BP vice president of projects Asia Pacific Niall Maguire mengatakan Jakcet yang dikirim menuju Teluk Bintuni atau lokasi pengerjaan proyek Tangguh train 3 merupakan milestone penting dalam ekspansi Tangguh.

"Kami bangga mampu mencapai target di kuartal kedua ini, dan kita bisa membangun kepercayaan diri dalam mencapai milestone berikutnya di proyek ini," kata Niall dalam keterangan resminya, hari ini, Selasa (26/6).

Setelah Jacket tiba maka tahap selanjutnya adalah menantikan kedatangan platform yang memang merupakan satu paket dalam konstruksi proyek ini.

Niall menyatakan perusahaan masih memproyeksikan seluruh proyek ekspansi Tangguh dengan selesainya Tangguh train 3 pada tahun 2020. Nantinya train 3 akan memiliki kapasitas atau kemampuan produksi mencapai 3,8 million tons per annum (mtpa).

"Penambahan kapasitas dari train 3 akan membuat total seluruh kapasitan pengolahan LNG di Tangguh mencapai 11,4 mtpa," jelasnya.

Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Produksi gas dari Train 3 nantinya sebagian besar atau sekitar 75% akan diserap PT PLN (Persero) sebagai bahan baku pembangkit listrik bertenaga gas.

Selain PLN, juga telah dialokasikan sebesar 20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan listrik wilayah Papua Barat. Sisanya akan diserap konsumen yang sudah menandatangani kontrak pembelian yakni Kansai Electric Power Company dari Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×