kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Jadi Pionir Rendang Dalam Kemasan, Uninam Jual Rendang Sampai ke Rusia


Kamis, 03 Maret 2022 / 12:14 WIB
Jadi Pionir Rendang Dalam Kemasan, Uninam Jual Rendang Sampai ke Rusia
ILUSTRASI. Produk Uninam pameran di Rusia


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Hobi pelesir sejak muda membuat Merri Aisir (53) Pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Uninam di Jakarta serius berbisnis rendang dalam kemasan.

Dari berjualan daging rendang tersebut, beberapa pemeran di luar negeri kerap kali diikuti Merri. Ini yang kemudian membuat Uninam dikenal sebagai pionir rendang dalam kemasan.

Saat ini produk Uninam memiliki 10 varian, yakni Rendang suwir daging, rendang Kalio daging, rendang paru sapi, rendang paru kriuk, rendang ayam suwir, rendang telur, rendang belut, rendang teri & daun, rendang singkong,  rendang jamur.

Ia mengatakan, awal berbisnis tidak langsung besar, dia menjual produknya ke teman-teman kantor. Saat itu dia memberanikan diri untuk membuat daging rendang dengan modal Rp 2 juta pada tahun 2009. "Waktu itu modal Rp 2 juta, tapi omzet bisa Rp 10 juta," ungkap dia ke Kontan.co.id, Kamis (3/3).

Melihat omzet yang banyak itu, Merri kemudian ingin menekuni lebih serius berjualan rendang. Tetapi sata itu Merri baru menjual rendang dengan bungkus seadanya.

Saat itu Merri mulai berpikir untuk membuat brand dan kemasan yang higienis untuk produknya. Pengalaman membuat kemasan datang dari hobinya yang suka pelesir sejak muda.

jika melakukan travelling, Merri kerap menggunakan ransel atau koper dengan membawa bekal daging rendang dibungkus plastik.

"Saya kalau travelling itu suka bawa rendang diiket plastik, jadi saya selalu bawa bekal kalau kemana-mana. Lalu saya mikir kenapa tidak buat kemasan saja ini rendang dan mulai serius berbisnis daging rendang," terang dia yang sempat bekerja di konsultan hospitality.

Maka, dia pun membuat brand dan kemasan dengan bantuan temannya di Surabaya. "Saya berangkat sendiri naik kereta ke Subaraya bertemu teman saya dan dibuatkan brand itu, jadilah Uninam dengan kemasan yang menarik itu," ujar dia.

Namun, setelah desain kemasan dan merek jadi, pekerjaan Merri belum berhenti. Dia harus mencari pengakuan dari hak paten produknya agar tidak diakui orang di kemudian hari. Maka dia mencari ke pemerintah daerah yang mengurus hak paten.

Dengan kemasan yang menarik tersebut, dia mengatakan sampai saat ini produksi rendang masih berada di dapur Payakumbuh dengan memanfaatkan tenaga dari para tetangga setempat. "Produksi saya itu kalau bulan puasa bisa sampai 1 ton dengan omzet Rp 200 juta, kalau bulan biasa Rp 20 juta dapat," ucap dia.

Merri beralasan bahwa produksi daging rendang dibuat di Payakumbuh karena bisa memberdayakan bahan baku lokal dan tenaga lokal. "Tetapi saya membawar tenaga di sana bukan pakai gaji, orang minang pantang digaji atau jadi karyawan. Mereka dibayar itu per kilo yang mereka hasilkan, hari itu juga dibayar," kata dia.

Kata dia, alasan lain masih diproduksi di Payakumbuh karena harga bahan baku seperti kelapa, daging, dan bumbu masih stabil meski mendekati ramadan. "Kalau membuat daging rendang di Jakarta harga fluktuatif jelang puasa, kalau di sana lebih stabil," urai dia.

Ia mengatakan, saat ini selain sudah memiliki kemasan dan brand, saat ini Merri mulai menawarkan hampers dengan isi produk Uninam. Dengan membuat hampers tersebut kata Merri dirinya bisa memberikan pekerjaan kepada UMKM lain.

"Saya pesan hampersnya ke Jawa Tengah, banyak UMKM yang mati suri karena pandemi, pembuatan hampers ke pelanggan bisa melibatkan banyak UMKM," ungkap Merri.

Merri bilang dirinya pernah mendapatkan order 250 hampers dengan satu hampers Rp 800.000. Dari orderan itu dirinya bisa memberikan pekerjaan kepada UMKM lain. "Jadi tidak sekadar saya mencari uang, tetapi bisa memberdayakan UMKM lain di masa pandemi covid menjadi fokus saya," terang dia.

Merri mengatakan, dengan produk yang mulai dikenal, dirinya sudah sering ke berbagai negara untuk ikut dalam pameran seperti ke Malaysia, Singapura, Belanda, New Orleans Amerika Serikat, dan Rusia.

Saat ini Uninam merupakan binaan dari Bank BRI melalui Rumah BUMN. Kata dia, dengan menjadi binaan BRI banyak manfaat yang diperoleh. Pihaknya mendapatkan pelatihan marketing digital, packaging, manajemen keuangan, dll.

Saat ini penjualan produk Uninam menggunakan online channel. "Order juga datang dari relasi saya," kata Merri yang merupakan Alumnus SMA 8 Jakarta Selatan.

Ia mengatakan saat ini memang banyak bermunculan rendang dalam kemasan, tetapi kata Merri mengklaim bahwa Uninam adalah pionir produk yang mengemas rendang. "Saya namanya rendang travelling," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×