Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian telah menetapkan lima sektor manufaktur yang akan diprioritaskan pengembangannya pada tahap awal agar menjadi percontohan dalam implementasi revolusi industri generasi keempat di Tanah Air. Lima sektor tersebut, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik serta kimia.
“Selama ini, dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60% untuk PDB, kemudian menyumbang 65% terhadap total ekspor, dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (15/5).
Airlangga meyakini, kinerja lima sekor industri tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya. "Sesuai asprirasi Making Indonesia 4.0, diharapkan pertumbuhan PDB bertambah 1%-2%. Jadi, kalau saat ini rata-rata 5% bisa menjadi 6%-7%. Kemudian, dengan capaian itu, penciptaan lapangan kerja naik 30%, dan kontribusi industri 25%,"paparnya.
Oleh karena itu, Kemperin terus fokus untuk meningkatkan daya saing lima sektor industri tersebut. Misalnya, target industri makanan dan minuman bakal menjadi kekuatan manufaktur besar di tingkat Asean. Selanjutnya, untuk industri tekstil dan pakaian, akan menuju produsen pakaian fungsional seperti baju olahraga yang berkembang di pasar ekspor.
Sedangkan, bagi industri otomotif, kita bisa menjadi pemain terkemuka dalam ekspor kendaraan listrik. "Untuk industri kimia, kita punya potensi menjadi pemain terkemuka di industri biokimia. Serta, di industri elektronik, kita akan mengoptimalkan kemampuan pelaku industri domestik," ungkapnya.
Menperin menyebutkan, beberapa langah strategis yang tengah dijalankan dalam upaya pengembangan industri manufaktur nasional, antara lain Kemperin telah mengusulkan mengenai pemberian insentif berupa pengurangan penghasilan kena pajak di atas 100% atau super deductible tax. Insentif ini diberikan bagi industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi dan mengembangkan inovasi.
Menperin optimistis, lima sektor industri yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0 juga akan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan ekonomi digital. "Jadi, secara langsung revolusi industri 4.0 akan merevitalisasi industri, mampu meningkatkan ekspor dan keuangan negara, membangun ekonomi nasional yang kokoh, serta membuka pasar tenaga kerja yang lebih besar," sebutnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, periode triwulan I-2018, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 5,03%, naik dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80%. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News