Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sudah menyiapkan strategi untuk mengamankan kebutuhan alat berat dalam operasional perusahaan.
Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira mengatakan, ADRO melakukan peremajaan alat berat secara berkala dan mengelola operasi secara strategis untuk mengoptimalkan penggunaan alat berat serta meningkatkan produktivitas operasi.
Langkah ini menjadi salah satu strategi ADRO dalam mengamankan kebutuhan alat berat untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. “Seperti yang kami lakukan di tahun 2021, kami berhasil mempertahankan tingkat ketersediaan fisik 93% untuk peralatannya, di atas parameter operasional standar,” ungkap Nadira kepada Kontan.co.id (27/5).
Sedikit informasi, saat ini permintaan alat berat sedang tinggi-tingginya. Hal ini tergambar misalnya dari ketimpangan antara angka produksi alat berat nasional dengan permintaan yang ada.
Baca Juga: Targetkan Penjualan Rp 800 Miliar, Zyrexindo (ZYRX) Fokus ke Segmen B2C & B2G
Dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id beberapa waktu lalu, Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), Jamalludin mengungkapkan bahwa permintaan alat berat secara nasional di Indonesia sekitar 17.000 unit per-tahun. Adapun produksi dalam negeri di level 10.000 unit per tahun.
“Sementara, saat ini belum ada penambahan kapasitas produksi mengingat fluktuasi (permintaan) alat berat yang signifikan,” katanya.
Tahun ini, ADRO mengincar target produksi 58 juta - 60 juta ton batubara dengan nisbah kupas 4,1x di tahun 2022. Dengan target tersebut, ADRO membidik pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) operasional sebesar US$ 1,9 miliar – US$ 2,2 miliar.
Pada sepanjang kuartal pertama tahun ini, total volume produksi batubara ADRO telah mencapai 12,15 juta ton, turun 6% dibanding realisasi kuartal I 2021 lalu. Sementara itu, volume penjualan batubara ADRO mencapai 12,20 juta ton di kuartal I 2022, turun 3% dibanding realisasi kuartal I 2021.
Baca Juga: WIR Asia (WIRG) Melihat Peluang Besar Bisnis di Dunia Metaverse
Meski mencatatkan penurunan volume, omset ADRO tumbuh hingga double digit di tiga bulan pertama tahun ini. Mengutip laporan keuangan interim perusahaan, pendapatan usaha ADRO di kuartal I 2022 mencapai US$ 1,22 miliar di kuartal I 2022. Jumlah tersebut naik 76,98% dibanding realisasi pendapatan usaha ADRO di kuartal I 2021 yang sebesar US$ 691,97 juta.
Seturut pendapatan yang mendaki, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ADRI meroket 457,61% secara tahunan alias year-on-year (yoy) dari semula US$ 71,74 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 400,07 juta di kuartal I 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News