kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jasa Marga optimistis operasikan 984 km jalan tol sampai akhir 2018


Senin, 29 Oktober 2018 / 18:06 WIB
Jasa Marga optimistis operasikan 984 km jalan tol sampai akhir 2018
ILUSTRASI. PROGRES TOL BATANG SEMARANG


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yakin target menambah panjang jalan tol beroperasi menjadi 984 kilometer (km) bakal tercapai pada akhir tahun 2018. 

Jasa Marga juga menargetkan proyek jalan tol yang tergabung dalam Jaringan jalan tol Trans Jawa selesai konstruksi pada bulan November 2018 dan siap dioperasikan akhir tahun 2018.

"Bulan Desember, ditargetkan jalan tol Batang-Semarang 75 km, Semarang-Solo Seksi Salatiga-Kartasura 32 km, Porong-Gempol 6 km dan Gempol-Pasuruan 14 km," ujar Desi Arryani Direktur Utama JSMR dalam keterangan resminya, Senin (29/10).

Penyelesaian secara masif proyek jalan tol Jasa Marga telah dipersiapkan dengan matang oleh perusahaan pelat merah ini. Berbagai skema inovasi pendanaan diluncurkan oleh Jasa Marga untuk memperkuat struktur permodalan dan menjaga kinerja keuangannya.

Vice President Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto menambahkan, secara total Jasa Marga telah menerbitkan lima skema pendanaan perdana di industri jalan tol.

Diawali tahun 2017, ada tiga skema pendanaan yang telah diluncurkan yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, Project Bond JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami) dan Global IDR Bond (Komodo Bond). Ketiga skema tersebut mendapat apresiasi dari publik. Terbukti, sekuritisasi pendapatan tol Jagorawi oversubscribed lebih dari dua kali sedangkan Komodo Bond lebih dari tiga kali.

Adri mengungkapkan kunci dari keberhasilan dalam penerbitan alternatif pendananaan diantaranya yaitu komitmen yang kuat dari Jasa Marga sebagai Induk (Holding) untuk memberikan dukungan atas setiap instrumen yang diterbitkan di level proyek.

Selain itu dalam mengembangkan konsep pendanaan juga harus bisa membuat struktur produk yang optimal bagi perusahaan dengan tetap mengakomodir ekspektasi pasar dan investor. Jasa Marga juga tidak segan untuk melakukan non deal roadshow sebelum penerbitan instrumen pendanaan untuk memperoleh feedback dari investor potensial, para analyst, bankers, selling agent dan underwriter sebelum menerbitkan produk.

Jasa Marga masih terus mengupayakan berbagai skema inovasi pendanaan.
Hingga Oktober 2018, Jasa Marga telah meluncurkan dua skema inovasi pendanaan perdana yaitu Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).

"Pendanaan yang dikembangkan oleh Jasa Marga juga memperhatikan karakteristik keuangan masing-masing jalan tol yang diprospek dalam instrumen pendanaan tersebut," pungkas Adri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×