Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) mengadakan fokus group discussion untuk ketiga kalinya menjelang penyelenggaraan acara Hari Listrik Nasional ke-74 pada Rabu (18/9). FGD kali ini mengangkat terkait blackout atau pemadaman total yang terjadi di beberapa wilayah pada Agustus silam.
Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) yang juga menjabat sebagai Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN Supangkat Iwan Santoso menyampaikan diskusi ini menjadi hal penting dalam menghadapi tantangan kelistrikan ke depan.
Lebih lanjut ia bilang pada tahun ini pemadaman total juga terjadi di beberapa negara, misalnya saja di Amerika Serikat. Untuk pemulihannya sendiri ada yang cepat dan ada pula yang lama dipengaruhi keadaan pembangkit itu sendiri.
Baca Juga: Saatnya Milenial Memiliki Tempat Tinggal Sendiri
"Kita sadari kondisi-kondisi ini membuka mata kita untuk kita perbaiki, bukan hanya tugas PLN tapi tugas kita semua. Karena listrik salah satu infrastruktur terpenting untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan masyarakat," katanya, Rabu (18/9).
Selanjutnya MKI juga menilai ini merupakan tanggung jawab MKI sebagai stakholder ketenagalistrikan nasional untuk memberi masukan agar kejadian serupa tak terulang dan apabila terulangpun, pemulihan sistemnya bisa diatasi secara cepat.
Sementara itu terkait penyelenggaraan acara Hari Listrik Nasional, Noesita Indriyani Ketua Panitia Pelaksana HLN ke-74 menyampaikan acara ini merupakan kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya, menjadi forum bagi para pelaku industri tenaga listrik nasional dan regional Asia.
Baca Juga: PLN melistriki 1.233 pelanggan di tiga desa Pulau Siberut, Mentawai
Nantinya acara tersebut bakal berlangsung selama tiga hari dengan menggelar diskusi panelis dan para ahli bidang ketenagalistrikan. Sementara pameran ini akan mencakup seluruh bentuk pembangkit tenaga listrik, mulai dari pembangkit listrik konvensional hingga energi terbarukan dan alternatif rendah karbon lainnya serta teknologi terkait 4.0.
Eddy Cahyanto, Ketua Bidang Pameran menambahkan pameran untuk pembangkit listrik EBT sendiri meliputi pembangkit litstrik tenaga surya, tenaga sampah, maupun nuklir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News