kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Jelang Pemilu, Ikappi Minta Pemerintah Jaga Stok dan Distribusi Komoditas Pangan


Kamis, 16 November 2023 / 19:34 WIB
Jelang Pemilu, Ikappi Minta Pemerintah Jaga Stok dan Distribusi Komoditas Pangan
ILUSTRASI. Pedagang melayani calon pembeli kebutuhan pokok di Pasar kawasan Tanjung Duren, Jakarta, Senin (7/3/2022). Pedagang cabai rawit merah tengah mengurangi stok jualan mereka lantaran harga komoditas itu yang melambung mencapai Rp 70.250 per kilogram secara nasional atau naik 112,8 persen jika dibandingkan dengan harga eceran tertinggi atau HET yang dipatok Rp33.000. Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan pedagang belakangan menurunkan stok jualan mereka nyaris 50 persen dari jumlah jualan sebesar 25 kilogram saat harga bertengger Rp53.000 selama dua bulan terakhir. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti masih tingginya harga pangan. Apalagi dalam beberapa waktu kedepan akan ada momen Natal dan Tahun Baru (nataru), serta pemilu.

Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan, beberapa komoditas sudah mengalami kenaikan harga meski belum memasuki masa Natal dan Tahun Baru, serta pemilu.

Baca Juga: Ikappi Nilai Harga Beras Berpotensi Naik Hingga Tahun 2024

Dalam catatan Ikappi, komoditas seperti gula sudah bertengger di harga Rp 16.000 sampai 17.000 per kilogram. Begitu juga harga cabai yang sudah menyentuh angka Rp 100.000 per Kg, bahkan yang tertinggi ada yang mencapai Rp 110.000 per Kg.

Melihat hal itu, Ikappi menilai persoalan harga pangan harus dikolaborasi dan dielaborasi ke seluruh pemangku kepentingan atau kementerian teknis yang terkait.

Reynaldi mengatakan, kenaikan harga pangan karena beberapa hal. Di antaranya terkait stok pangan yang mesti terjamin, mengenai harga pangan, dan persoalan distribusi.

Dia mencontohkan, harus ada peran pemerintah dalam proses pendistribusian hasil pertanian dari sentra di daerah jawa ke tempat penjualan di daerah lain.

Menurutnya, hal itu sudah dilakukan oleh Badan Pangan Nasional agar harga yang sampai di pasar tidak terlalu tinggi.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Kepala Bapanas Jadi Plt Mentan, Ikappi: Mudah Koordinasi Sektor Pangan

"Karena yang terjadi saat ini harga harga melonjak pertama, karena ketersediaan, kedua, faktor distribusi," ujar Reynaldi kepada Kontan, Kamis (16/11).

Sebab itu, Ikkapi meminta pemerintah untuk mengurai seluruh persoalan yang ada di jalur tengah (distribusi) untuk memastikan agar harga sesuai yang ditetapkan Badan Pangan Nasional. Seperti harga acuan penjualan dan harga acuan pembelian.

"Ini kan kita bisa amati bersama, ini bisa kita monitoring dan evaluasi bersama," pungkas Reynaldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×