Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Ikappi) menilai harga beras masih berpotensi tinggi pada tahun depan.
Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan, impor tambahan yang tidak sepenuhnya didapatkan menjadi salah satu kemungkinan harga beras masih betah di atas HPP.
Pasalnya, adanya perubahan iklim yakni El Nino berpengaruh pada produksi padi/beras. Sehingga untuk memenuhi stok pemerintah menugaskan Bulog melakukan importasi.
"Harga beras terus naik, sampai hari ini yang premium saja sudah ada di harga sekitar Rp 15.000 lebih, untuk medium sudah Rp 13.200. Ini memang susah dihindari karena produksi sedang hancur," kata Abdullah dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/11).
Baca Juga: Kuota Tambahan Baru Terkontrak 1 Juta Ton, Buwas: Cari Beras Impor Tidak Mudah
Meskipun, masih akan ada panen di Desember, Ia menyebut tidak akan maksimal lantaran dampak dari adanya El Nino. Oleh karenanya dengan kondisi iklim yang mempengaruhi produksi dan impor tambahan yang belum maksimal, pemerintah perlu melakukan antisipasi.
Belum lagi dengan tahun politik nanti permintaan beras akan naik. Maka antisipasi dari pemerintah baik dari produksi dan harga beras harus dilakukan. "Ada potensi kenaikan (tahun depan) walaupun sedikit," kata Abdullah.
Namun dari ketersediaan Ia mengatakan masih ada di pasaran. Meski ketersediaan saat ini belum bisa dikatakan melimpah di pasaran.
"Kalau ketersediaan melimpah akan pengaruhi harga. Tapi jika barang ada tapi ngga terlalu banyak akan pengaruhi psikologis harga jadi tinggi," ujarnya.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Rachmi Widiriani mengatakan, tahun depan pengadaan beras CBP akan mengutamakan dari produksi dalam negeri.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham & Campuran Tergerus, Simak Prospek dan Strategi Investasinya
Namun jika dari dalam negeri masih belum mencukupi maka impor akan menjadi opsi pemerintah dalam memenuhi target stok beras di pemerintah.
"Jika tidak mencukupi, maka dilakukan pengadaan dari luar negeri. Bulog sendiri sudah mendapatkan penugasan tersebut agar tidak terlambat jika terjadi sesuatu yang dapat mengganggu stabilitas pasokan dan harga beras. Untuk jumlah dan waktu kedatangan baras impor tentu saja harus terukur sesuai kebutuhan agar tidak mengganggu produksi dan harga gabah petani," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News