kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.409   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.168   26,73   0,37%
  • KOMPAS100 1.042   1,70   0,16%
  • LQ45 812   0,32   0,04%
  • ISSI 225   0,11   0,05%
  • IDX30 425   0,32   0,08%
  • IDXHIDIV20 510   -0,67   -0,13%
  • IDX80 117   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 121   -0,46   -0,38%
  • IDXQ30 139   -0,02   -0,02%

Jerman mendukung program ISPO Indonesia


Selasa, 05 April 2016 / 13:18 WIB
Jerman mendukung program ISPO Indonesia


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Berbeda dengan Prancis dan negara-negara Eropa pada umumnya, produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia relatif diterima di pasar Jerman. Hal itu terungkap dalam pertemuan Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cristian Schmidt dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman , Minggu (3/4). 

Schmidt berjanji tidak akan menghambat ekspor CPO ke negaranya. Bahkan, Jerman mendukung program Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) yang menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam memperhatikan kelestarian lingkungan.

Dalam pertemuan itu, Schmidt juga mengusulkan pembentukan kelompok kerja kecil (working group) untuk membahas harmonisasi standar ISPO dengan standar CPO yang dimiliki pihak Jerman, yang memberikan penekanan khusus pada aspek keberlanjutan dari produksi.

Jerman juga berjanji akan membantu Indonesia mempromosikan produk CPO ke Eropa. Jerman merupakan negara industri yang membutuhkan banyak produk CPO untuk berbagai produk, antara lain kosmetik, keju, minyak goreng, dan sejumlah kebutuhan lainnya. 

"Kepastian pasokan CPO dari Indonesia ke Jerman menjadi salah satu kebutuhan negara dengan perekonomian terbesar di Eropa itu," ujar Amran usai melakukan pertemuan tertutup dengan Cristian Schmidt, Minggu (3/4). 

Berdasarkan catatan Kemtan pada 2015, total ekspor CPO ke Jerman sebesar 237,6 ton. "Saya bilang ke dia, kalau harga CPO jatuh, maka ada 30 juta orang yang menggantungkan hidup di kelapa sawit akan merambah hutan lagi, dan ini tidak baik bagi kita," ujar Amran, 

Amran menjelaskan, minyak sawit memiliki posisi strategis di Indonesia. Bila dilihat dari sisi community development, ada 4 juta petani langsung yang terkait perkebunan sawit. Bila 1 keluarga memiliki rata-rata 3 orang anak, maka ada 16 juta orang terlibat secara langsung. 

Jumlah tersebut akan bertambah bila diperhitungkan jumlah orang yang terlibat secara tidak langsung, yang diperkirakan mencapai 30 juta orang. 

Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas tentang investasi dan akses pasar produk susu Jerman ke Indonesia. Amran menyambut baik keinginan Jerman melakukan pemasaran susu dan produk turunannya ke Indonesia sepanjang dapat bersaing dengan negara pemasok susu yang sudah ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×