Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mencatatkan perbaikan kinerja bottom line di sembilan bulan pertama 2022.
Berdasarkan laporan keuangan interim terbaru perusahaan yang rilis Senin (7/11), emiten yang bergerak di bidang penambangan dan pengolahan nikel tersebut berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 56,62 miliar di sepanjang Januari-September 2022 setelah sebelumnya mencatatkan rugi bersih Rp 38,69 miliar di Januari-September 2021.
Perbaikan kinerja pada sisi laba tersebut sejatinya didapat ketika kinerja penjualan perusahaan mengalami penurunan. Tercatat, penjualan DKFT sedang mengalami penurunan 51,53% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula Rp 1,10 triliun di Januari-September 2021 menjadi Rp 535,30 miliar di Januari-September 2021.
Baca Juga: Bangun Smelter US$ 500 Juta, Central Omega Resources (DKFT) Cari Mitra Strategis
Corporate Secretary DKFT, Johanes Supriadi mengatakan, berasal dari penjualan bijih nikel dalam negeri sebanyak 632 ribu ton atau naik 14% dari 552 ton di tahun 2021.
Ia mengonfirmasi, DKFT memang tidak melakukan penjualan feronikel di sembilan bulan pertama 2022 dengan pertimbangan tingginya harga bahan baku kokas. Dengan strategi itulah, DKFT berhasil mencatatkan perbaikan kinerja bottom line meski membukukan penurunan penjualan.
“Kenaikan harga bahan baku kokas yang tinggi di tahun 2021 telah membebani kinerja keuangan Perseroan tahun 2021, untuk itu tahun ini Perseroan melakukan strategi dengan mempercepat waktu pelaksanaan perawatan dan overhaul semua mesin smelter sambil menunggu pulihnya harga kokas,” terang Johannes kepada Kontan.co.id, Selasa (8/11).
Beban pokok penjualan DKFT memang menurun drastis di sembilan bulan pertama tahun ini. Pada sepanjang Januari-September 2022 lalu, DKFT hanya mencatatkan pengeluaran beban pokok penjualan sebesar Rp 240,38 miliar, menyusut 78,51% dibanding pengeluaran beban pokok penjualan DKFT pada periode Januari-September 2021 yang mencapai Rp 1,11 triliun.
Di sisa tahun 2022, DKFT masih akan mengandalkan strategi yang sama untuk menjaga kinerja, yakni fokus jual bijih nikel sembari tunggu pasokan dan harga kokas stabil serta melakukan maintenance dan overhaul smelter.
Proyeksi DKFT, volume penjualan bijih nikel perusahaan bakal mencapai 1 juta ton di sepanjang tahun 2022 ini. Sebagai pembanding, menurut laporan tahunan perusahaan, volume penjualan bijih nikel DKFT di tahun 2021 berjumlah 886.725 ton.
Baca Juga: Central Omega (DKFT) Proyeksikan Pendapatan Tahun Ini Lebih Rendah Dibanding 2021
“Faktor curah hujan yang tinggi di lokasi pertambangan masih menjadi kendala bagi operasi produksi saat ini, kami memperkirakan jumlah penjualan bijih nikel sampai dengan akhir tahun akan dapat mencapai 1 juta ton,” ujar Johannes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News