Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai sulit bagi pihak swasta untuk menggarap Proyek Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem).
Wakil Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Hulu dan Petrokimia Achmad Wijaya mengungkapkan saat ini ada dua pekerjaan yang harus dituntaskan demi memastikan distribusi gas dapat berjalan di wilayah Jawa Tengah.
Selain integrasi pipa yang dinilai perlu diselesaikan, kesiapan industri hilir untuk menyerap gas dinilai jadi salah satu pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan.
"Dengan nilai investasi yang mencapai triliunan rupiah, tidak mungkin swasta ikut dengan payback 3 tahun sampai 5 tahun. Ini investasi jangka panjang," kata Achmad kepada Kontan.co.id, Senin (12/4).
Achmad melanjutkan, saat ini serapan gas untuk wilayah industri di Jawa Tengah khususnya Kendal dan Batang diprediksi sebesar 100 MMSCFD. Jumlah ini bahkan bisa meningkat mencapai 200 MMSCFD berdasarkan uji coba perhitungan yang dilakukan Kadin dengan cara mendorong penggunaan gas bagi industri lainnya di wilayah tersebut.
Baca Juga: BPH Migas bakal diskusikan nasib proyek pipa Cirebon-Semarang pada pekan ini
Akan tetapi saat ini mayoritas industri masih memilih menggunakan energi solar dan batubara sebagai bahan bakar utama.
Dengan kondisi yang ada, Achmad menilai pemerintah sebaiknya mendorong PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) guna menggarap proyek yang telah terkatung sejak 2006 silam.
"PGN kalau didorong dia punya kewajiban karena ada porsi saham pemerintah dan sisanya investor. Kalau investor merasa jaminan pasokan dari pemerintah maka pemegang saham umum akan ikut juga," kata Achmad.
Dengan demikian, porsi investasi APBN dan swasta bisa dibagi dua. Selain itu, penunjukan PGN juga sebagai langkah nyata mendorong perusahaan untuk melaksanakan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News