kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kalbe Farma (KLBF) akan teruskan pengembangan bisnis digital kesehatan di tahun 2022


Senin, 15 November 2021 / 18:27 WIB
Kalbe Farma (KLBF) akan teruskan pengembangan bisnis digital kesehatan di tahun 2022
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius. Foto: DOK Kalbe Farma)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan meneruskan rencana pengembangan bisnis digital kesehatan di tahun 2022 mendatang. Manajemen memandang bisnis digital ini masih memiliki prospek bisnis yang menjanjikan untuk ke depannya. 

Mengutip catatan Kontan.co.id, disebutkan bahwa besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) Kalbe Farma di tahun depan tidak akan mengalami penyusutan, yakni berada di kisaran Rp 1 triliun. 

Di mana salah satunya dialokasikan untuk investasi pada segmen digital kesehatan. "Rencana penggunaan capex mayoritas untuk menambah kapasitas produksi, investasi digital kesehatan, ekspansi distribusi dan rencana produk baru," ungkap Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Jumat (12/11) lalu. 

Baca Juga: KLBF optimistis pertumbuhan penjualan dan laba bersih tahun 2021 mencapai dua digit

Sebagaimana diketahui, Kalbe Farma memang tengah fokus memperkuat bisnis digital mereka. Hal ini didorong oleh perubahan perilaku konsumen dan pasar yang semakin dipengaruhi oleh teknologi internet, termasuk di sektor kesehatan.

Di tahun ini, KLBF sendiri menyiapkan dana mencapai Rp 100 miliar - Rp 150 miliar untuk memperkuat lini bisnis digital kesehatan tersebut. Yang mana, dana itu digunakan untuk mengembangkan platform B2C KlikDokter dan platform B2B EMOS. "Kami lihat hasil dari digital kesehatan sangat menjanjikan bertambah besar di tahun depan dan inovasi produk obat berbasis biologi," tutur Vidjong. 

 

KLBF tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 19,09 triliun hingga kuartal III-2021. Jumlah ini tumbuh 11,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 17,09 triliun.

Dari sisi bottom line, KLBF berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 2,28 triliun. Angka ini melesat dari sebelumnya Rp 2,03 triliun di periode yang sama tahun 2020.

Selanjutnya: Digugat perusahaan asal Korea soal merek obat Fatigon, ini respons Kalbe Farma (KLBF)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×