Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) akan segera melaksanakan Peraturan Presiden (Perpers) Nomor 10 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang Laut. Perusahaan pelat merah itu menyatakan akan segera memulai operasi angkutan barang ke beberapa daerah tertinggal pada awal November 2015.
Elfien Guntoro, Direktur Utama Pelni bilang, keputusan mengoperasikan kapal barang ini ia lakukan meskipun hingga kini pemerintah belum juga mencairkan dana penyertaan modal negara (PMN). Tahun ini Pelni akan menerima PMN sebesar Rp 500 miliar. Dana ini akan mereka pakai untuk membeli sebanyak enam unit kapal barang.
Tahap awal Pelni menggunakan tiga kapal barang yang sudah mereka miliki. Caranya dengan mengalihkan 2 kapal kontainer dan 1 kapal multi yang belum berjadwal untuk melayani angkutan barang.
Manajemen Pelni telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perhubungan untuk mengatur rute dan jenis komoditas apa yang akan diangkut. Dalam perencanaan awal operasi angkutan barang ini akan berangkat dari Tanjung Priok menuju Tanjung Perak. Adapun komoditas yang akan diutamakan adalah kebutuhan pokok sesuai aturan Kementerian Perdagangan. "Satu kapal akan ke Papua dan 1 kapal ke Nusa Tenggara Timur," imbuhnya Senin (12/10).
Sedangkan penentuan arah satu kapal yang lain akan menyusul dan menunggu hasil koordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Tujuannya adalah agar rute kapal ini benar-benar bermanfaat untuk menyuplai barang ke daerah terpencil. Untuk penyelenggaraan angkutan barang Kemhub mengeluarkan enam rute bagi Pelni, yakni Tanjung Perak-Tual-Fakfak-Kaimara-Timika-Tanjung Perak; Tanjung Perak-Saumlaki-Dobo-Merauke-Tanjung Perak; Tanjung Priok- Tanjung Perak-Reo-Maumere-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu-Tanjung Perak-Tanjung Priok; Tanjung Priok-Biak-Serui-Nabire-Wasior-Manokwari-Tanjung Priok; Tanjung Priok-Ternate-Tobelo-Babang-Tanjung Priok dan Tanjung Priok-Kijang- Natuna- Tanjung Priok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
