Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah merancang proyek percontohan pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) untuk moda transportasi kereta api dan kapal laut. Hal itu dilakukan untuk menggenjot penggunaan bahan bakar gas, sebagai bagian dari program konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas.
Saat ini Kementerian ESDM akan melanjutkan pembahasan dengan Kementerian Perhubungan (Kemhub) untuk mempersiapkan semua regulasi pelayaran dan kereta api yang akan menjadi pengguna BBG.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja, kini pemerintah tengah menyiapkan sejumlah rute kapal ferry yang akan menggunakan liquified natural gas (LNG). "Rencana itu akan dibahas bersama dengan Kemhub untuk lima tahun ke depan," katanya kepada KONTAN, Kamis (19/2).
Ia optimistis upaya ini akan menghemat sekitar penggunaan BBM. Sebab, Norwegia telah menerapkan cara ini pada kapal ferry dan mampu menghemat sekitar 25%-30% kebutuhan BBM.
Selain menghemat BBM, pelabuhan lebih bersih karena tak ada lagi tetesan minyak. "Untuk kereta api, kami menunggu hasil General Electric (GE) yang membangun pilot project di Amerika Serikat dan Kanada, yang akan tuntas tahun 2017," terangnya.
Nyoman berharap, penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal juga menjadi upaya kapal Indonesia bisa masuk lagi ke Eropa. Selama ini, kapal Indonesia dilarang masuk Eropa lantaran masih berbahan bakar solar.
Direktur Gas Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Djoko Siswanto, menambahkan, sejumlah instansi dan perusahaan plat merah akan meneken dalam waktu dekat akan ada memorandum of understanding terkait dengan konversi BBM ke BBG. PT KAI dan Pelni akan menyiapkan kereta api dan kapal yang menggunakan bahan bakar gas.
Sedangkan PT PLN, Pertamina Gas dan PGN menyiapkan fasilitas penyediaan gas. "Ditjen Perhubungan Laut nanti menyiapkan lahan di pelabuhan untuk SPBG," ungkap Djoko.
Sejauh ini, kata Djoko, sekitar 286 unit lokomotif bisa menggunakan LNG. Untuk kapal laut, kebutuhannya adalah pemasangan converter kit seharga US$ 1 juta per unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News