Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. Presiden Freeport Indonesia Direktur Maaruf Syamsuddin setelah diangkat langsung tancap gas. Salah satu pekerjaan rumah yang dibereskannya adalah menentukan lokasi smelter di Gresik atau di lahan milik PT Petrokimia Gresik.
Maaruf menjelaskan, dirinya terhenyak membaca berita hasil jumpa pers Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dengan media soal kekecewaan Menteri ESDM kepada Freeport terkait tidak jelasnya lokasi smelter Freeport yang akan dibangun. "Saya melihat Menteri ESDM Sudirman Said, saya katakan jangan sampai ekspor dihentikan, kasian pekerja di Papua yang jumlahnya 13.000 pekerja, belum lagi kontraktor," kata dia.
Maaruf mengatakan, Freeport akan patuh menjalankan UU Minerba dan hasil kesepakatan dengan pemerintah. "Saya sempat marah dengan staf saya, kenapa lambat sekali," ungkap dia, Kamis (22/1).
Dia mengaku, memang sat ini Freeport selalu menggunakan jalur lambat dalam menimbang pembangunan smelter. "Saya katakan kita harus cepat, pemerintah ingin cepat," katanya.
Akhirnya, pada Rabu (21/1), dirinya mendapatkan kepastian, bahwa Freeport akan membangun smelter di Gresik yang merupakan lahan milik PT Petrokimia Gresik. Luas yang dibutuhkan sekitar 60 hektare (ha) dengan kapasitas smelter 2 juta ton konsentrat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News