kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus-kasus ini penyebab Dirut Pertamina dicopot


Jumat, 03 Februari 2017 / 14:53 WIB
Kasus-kasus ini penyebab Dirut Pertamina dicopot


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) telah resmi mencopot Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama (Dirut) Pertamina dan Ahmad Bambang sebagai Wakil Direktur Utama (Wadirut) Pertamina. Keputusan tersebut tentunya bukan tanpa alasan.

Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng menyebut, ada beberapa kasus yang melatarbelakangi pemecatan tersebut. Salah satunya proses pengambilan keputusan yang sangat lambat.

Pengambilan keputusan tersebut bahkan semakin lambat setelah diangkatnya Wadirut Pertamina. "Lebih jelas lagi dampaknya setelah ada Wadirut," kata Tanri pada Jumat (3/2).

Tanri mencontohkan lambatnya pengambilan keputusan di Pertamina terkait 20 posisi strategis yang seharusnya sudah diganti atau diisi namun tidak diganti atau diisi oleh orang baru. Salah satu kasusnya adalah lambatnya pengangkatan Direktur Utama Pertagas.

"Iya, itu pun terlambat. Ada yang masih kosong," ujarnya.

Selain itu, Tanri juga bilang kasus impor solar semakin menunjukan kurangnya komunikasi antara Dirut dan Wadirut Pertamina. Pasalnya keputusan untuk impor solar seharusnya ditandatangani oleh Dwi Soetjipto selaku Dirut Pertamina bukan Ahmad Bambang selaku Wadirut kala itu.

"Kemarin ini kan yang ribut itu adalah Wadirut menandatangani impor solar. Ini kan tidak benar. Pengalokasian itu kewenangan Wadirut, mengimpor itu kewenangan Dirut. Alokasi sudah diminta, tapi karena Dirut belum tandatangan, maka Wadirut tandatangan. Disebut dia mengambilalih tugas, kewenangan Dirut. Ini kan harusnya tidak terjadi," jelas Tanri.

Menurutnya, mantan Dirut dan Wadirut Pertamina tersebut tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Seharusnya jika DIrut harus keluar kota maka penandatanganan bisa saja dilakukan oleh Wadirut.

"Kalau saya Dirut, saya lupa tandatangan, saya telepon Wadirut. Eh itu saya belum teken. Komunikasi sih,"imbuh Tanri.

Selain itu, Tanri juga menyebut kenaikan BBM beberapa waktu lalu juga mejadi salah satu faktor pemecatan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang. Namun, kasus hukum pengadaan kapal BBM yang tengah membelit Ahmad Bambang disebut Tanri tidak mempengaruhi pencopotan Ahmad Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×