Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberhasilan para publik figur meraup miliaran rupiah dari penjualan secara siaran langsung (live streaming) alias live shopping melalui e-commerce maupun social commerce seperti Shopee dan Tiktok dinilai masih membutuhkan pengujian validitas.
Selain itu, gencarnya kampanye atas kegiatan para artis tersebut demi memikat pelaku UMKM untuk ikut menggelar live shopping dinilai bisa menjadi bumerang.
"Perlu divalidasi apakah nantinya live shopping yang digelar para pelaku UMKM bisa seheboh yang digambarkan dalam kampanye live shopping para selebritis, " ujar pakar pemasaran Yuswohady dalam keterangannya, Minggu (27/8).
Managing Partner Inventure itu mengatakan, kampanye dengan melibatkan selebritis bisa dilihat sebagai upaya untuk membangun narasi bahwa kegiatan live shopping akan menghasilkan penjualan yang fantastis.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Order Shopee Live, Nikita Mirzani Catat Pesanan Hingga 90 Kali Lipat
Harapannya, para pelaku UMKM akan ikut tergerak untuk ikut melakukan kegiatan live shopping dalam transaksi penjualannya.
Namun, menurut Yuswohady, kita tidak tahu apakah ada pengaturan tertentu atau tidak dalam kegiatan live shopping para selebritis tersebut.
Bisa saja ada fake order alias pembelian palsu. Makanya, publik perlu menunggu apakah kegiatan live shopping para artis yang berhasil menggelar transaksi miliaran rupiah dalam satu waktu itu bisa juga dilakukan oleh pelaku UMKM biasa atau tidak.
"Orang Indonesia memiliki budaya instan yang sangat kuat. Begitu ada narasi mengenai keberhasilan artis menggelar live shopping, mereka akan ikut-ikutan karena takut ketinggalan alias FOMO (fear of out missing)," imbuh Yuswohady.
Padahal, sebelum mengikuti jejak para selebritis, pelaku UMKM perlu melakukan uji validasi terlebih dahulu. Pertama, host dari kegiatan live shopping tersebut adalah selebritis yang dari sisi pemasaran bisa dianggap sebagai influencer maupun key opinion leader (KOL).
Kedua, para selebritis tersebut memiliki basis komunitas alias follower yang sangat banyak yang jumlahnya mencapai puluhan hingga puluhan juta orang dengan hubungan emosional yang dalam.
Baca Juga: Live Shopping, Cara Baru Belanja
Itu sebabnya, Yuswohadi bilang, wajar jika banyak orang berbondong-bondong mengikuti kegiatan live shopping yang diadakan oleh artis seperti Rafi Ahmad maupun Ruben Onsu.
Pada dasarnya, mereka memiliki jutaan pengikut yang ingin melakukan interaksi dengan para artis. Inilah yang kemudian mendorong jumlah peserta dalam kegiatan live shopping para artis.
Sementara pelaku UMKM tidak memiliki pengikut atau komunitas yang besar seperti para selebritis tersebut. Padahal, ini menjadi syarat saat seseorng menggelar lapaknya di media sosial.
Tanpa audiens, sehebat apa pun pelaku UMKM melakukan kegiatan promosi penjualan, metode penjualan melalui live shopping tidak akan bisa berhasil.
Menurut Yuswohady, narasi yang menggambarkan betapa mudahnya jualan melalui live shopping lewat kesuksesan para publik figur bisa menjadi bumerang.
Ini terjadi ketika pelaku UMKM tidak berhasil melakukan penjualan sementara di benah mereka sudah terbentuk persepsi bahwa live shopping akan menghasilkan penjualan yang heboh.
Baca Juga: Perdana Streaming di Shopee Live, Aurel Hermansyah Berhasil Catatkan 3.000 Pesanan
"Bahaya ketika suatu kampanye over promise namun under deliver. Ini membuat orang merasa bahwa jualan melalui live shopping di Tiktok ternyata tidak seindah seperti yang terjadi pada para artis. Hal ini justru akan menjadi backfire," ujar Yuswohady.
Dalam jangka pendek, Yuswohadi memperkirakan, kampanye live shopping dengan melibatkan para artis akan berhasil. Pelaku UMKM akan langsung ikut-ikutan menggelar live shopping lantaran FOMO.
Namun, apakah tren live shopping ini bisa bertahan lama atau tidak bergantung hasil yang pelaku UMKM peroleh. Jika jualan pelaku UMKM bisa selaris para artis, tren live shopping akan bertahan lebih lama. Jika tidak, hype atas kegiatan live shopping ini akan hilang.
Yuswohady menambahkan, kampanye mengenai kegiatan live shopping bisa dibilang berlebihan. Meski begitu, dari sisi pemasaran, live shopping merupakan alat baru yang bisa memperkaya kemampuan UMKM untuk menggaet pelanggan.
Namun, pelaku UMKM tidak bisa hanya sekadar terbuai dengan keberhasilan para artis. Mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah untuk membangun basis komunitas yang kuat dengan relasi yang mendalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News